Jakarta (ANTARA News) - Calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengapresiasi aksi damai ratusan ribu orang dari berbagai ormas Islam yang berlangsung tertib, meski kemudian dikacaukan ulah pihak tidak bertanggungjawab.

"Malah saya mengapresiasi kerapihan, ketertiban, dan kedisiplinan dalam pelaksanaan unjuk rasa kemarin. Mengelola jumlah massa sebanyak itu tidak mudah," kata Anies di sela-sela kampanye di Cipete, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu sore.

Anies yang pernah menjadi demonstran semasa kuliah di Yogya, mengungkapkan pengalaman dan kerumitannya mengelola aksi unjuk rasa yang diikuti sekitar 13 ribu orang.

Aksi 14 November yang "memutihkan" Jakarta itu, menurut Anies, menunjukkan itikad damai dan murni untuk penyampaian pendapat.

Ia berterima kasih kepada aparat keamanan yang menjadikan suasana unjuk rasa menjadi nyaman dan aman, tanpa ketegangan dan tindakan semena-mena.

Jika kemudian unjuk rasa berakhir ricuh pada malam harinya, Anies menyebut itu disebabkan ulah kelompok yang berbeda prinsip dengan pengunjuk rasa pagi hingga sore hari.

"Dilihat dari pakaiannya saja berbeda dengan yang berunjuk rasa sejak sore, saya berharap aparat segera mengungkap siapa para pelaku ini," kata dia.

Polisi telah menangkap sepuluh orang yang dianggap provokator kerusuhan di depan Istana Merdeka dan 15 orang penjarah minimarket di Penjaringan, Jakarta Utara.

Saat ini 25 orang masih diperiksa polisi dan status hukum mereka akan ditetapkan dalam 1x24 jam sejak ditangkap Jumat malam.

Unjuk rasa yang semula berlangsung tertib, menjadi ricuh mulai pukul 19.00 WIB karena massa menolak dibubarkan oleh petugas selepas bada Isya, Jumat, menyusul demonstrasi menuntut percepatan proses hukum atas dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.