New York (ANTARA News) - Indeks Wall Street ditutup lebih rendah Jumat (Sabtu pagi WIB), sehingga indeks S&P 500 dan Nasdaq mengalami penurunan beruntun menjadi sembilan hari berturut-turut, karena investor mempertimbangkan laporan ketenagakerjaan AS.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 42,39 poin atau 0,24 persen menjadi ditutup pada 17.888,28. Indeks S&P 500 kehilangan 3,48 poin atau 0,17 persen menjadi berakhir di 2.085,18, dan indeks komposit Nasdaq berkurang 12,04 poin atau 0,24 persen menjadi 5.046,37.
Total penggajian pekerja non pertanian AS naik 161.000 pada Oktober, lebih buruk dari ekspektasi pasar 175.000, dan tingkat pengangguran sedikit berubah pada 4,9 persen, menurut Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat.
Peserta Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) tidak mempertimbangkan hal itu sebagai signal luar biasa untuk menaikkan suku bunga, tapi itu membuat mereka di jalur untuk kenaikan suku bunga pada Desember sementara investor menunggu laporan November, kata Chris Low, kepala ekonom di FTN Financial.
Laporan non pertanian Oktober adalah data penggajian terakhir sebelum pemilihan presiden AS pada 8 November.
Para investor menjadi gelisah dan berhati-hati baru-baru ini di tengah ketidakpastian tentang reaksi pasar terhadap hasil pemilu AS pada Selasa (8/11).
Sementara itu, Departemen Perdagangan AS pada Jumat mengumumkan bahwa defisit barang dan jasa mencapai 36,4 miliar dolar AS pada September, turun 4,0 miliar dolar AS dari 40,5 miliar dolar AS pada Agustus.
Ketidakpastian tentang reaksi pasar terhadap hasil pemilihan presiden AS pada 8 November juga membebani pasar. Persaingan antara kandidat Republik Donald Trump dan rivalnya dari Demokrat Hillary Clinton, menjadi ketat sejak pekan lalu, ketika FBI mengatakan sedang menyelidiki surat elektronik baru yang terkait dengan Clinton.
Untuk minggu ini, semua tiga indeks utama menderita kerugian besar, dengan Dow, S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun 1,5 persen, 1,9 persen dan 2,8 persen.
(A026)
Wall Street terus menurun
5 November 2016 07:19 WIB
Wall Street (Reuters)
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: