Kepala Polda Kalimantan Barat turun langsung bubarkan massa
5 November 2016 02:45 WIB
Penjagaan di DPR/MPR, Jakarta, pada Jumat malam (4/11/2016). Pada reformasi 1998, Gedung MPR/DPR menjadi salah satu fokus demonstrasi massa --terkhusus mahasiswa-- berujung pendudukan selama belasan hari sebelum Presiden (saat itu) Soeharto, mengundurkan diri dari tampuk kekuasannya. Saat itu, isu sentral yang diangkat adalah KKN alias Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)
Pontianak (ANTARA News) - Kepala Polda Kalimantan Barat, Inspektur Jenderal (Polisi) Musyafak, turun langsung membubarkan konsentrasi massa di kawasan Jalan Gajah Mada, Pontianak, Sabtu dinihari. Jalan ini merupakan salah satu pusat bisnis utama Pontianak dan Kalimantan Barat.
"Saya imbau masyarakat tidak mudah percaya dengan isu-isu yang dapat memecah-belah persatuan dan kesatuan terkait unjuk rasa damai di Jakarta," kata Musyafak.
Ia menjelaskan, isu ada korban meninggal dunia dalam demonstrasi di Jakarta adalah tidak benar. Demonstrasi puluhan ribu orang dari berbagai organisasi massa Islam itu menuntut pengusutan tuntas dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta non aktif, Basuki Purnama.
Merebaknya warga Tanjung Hilir ke Jalan Gajah Mada, selain dipicu informasi korban demonstrasi di Jakarta, juga dipicu isu pemukulan warga dari kelompok tertentu.
Selain itu, informasi yang beredar di media sosial lainnya tentang ada pembakaran kendaraan di Jalan Gajah Mada, Pontianak. Padahal, lanjut dia, semuanya itu hanyalah provokasi sehingga massa cukup ramai mendatangi kawasan itu.
"Namun berkat kesigapan pasukan polisi dan tentara situasi pulih kembali dan massa setelah diberikan pengarahan oleh kami di Jalan Simpang Gajah Mada, di Pasar Flamboyan, maka langsung membubarkan diri di bawah pimpinan Habib Hafis Al Mutahar," ungkapnya.
Hingga saat ini, polisi dan tentara setempat, masih berjaga-jaga di titik-titik tertentu serta berpatroli secara gabungan.
Sementara itu, Wali Kota Pontianak, Sutarmidji, mengajak semua warga kota itu, untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di kota itu.
"Saya imbau masyarakat tidak mudah percaya dengan isu-isu yang dapat memecah-belah persatuan dan kesatuan terkait unjuk rasa damai di Jakarta," kata Musyafak.
Ia menjelaskan, isu ada korban meninggal dunia dalam demonstrasi di Jakarta adalah tidak benar. Demonstrasi puluhan ribu orang dari berbagai organisasi massa Islam itu menuntut pengusutan tuntas dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta non aktif, Basuki Purnama.
Merebaknya warga Tanjung Hilir ke Jalan Gajah Mada, selain dipicu informasi korban demonstrasi di Jakarta, juga dipicu isu pemukulan warga dari kelompok tertentu.
Selain itu, informasi yang beredar di media sosial lainnya tentang ada pembakaran kendaraan di Jalan Gajah Mada, Pontianak. Padahal, lanjut dia, semuanya itu hanyalah provokasi sehingga massa cukup ramai mendatangi kawasan itu.
"Namun berkat kesigapan pasukan polisi dan tentara situasi pulih kembali dan massa setelah diberikan pengarahan oleh kami di Jalan Simpang Gajah Mada, di Pasar Flamboyan, maka langsung membubarkan diri di bawah pimpinan Habib Hafis Al Mutahar," ungkapnya.
Hingga saat ini, polisi dan tentara setempat, masih berjaga-jaga di titik-titik tertentu serta berpatroli secara gabungan.
Sementara itu, Wali Kota Pontianak, Sutarmidji, mengajak semua warga kota itu, untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di kota itu.
Pewarta: Andilala
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: