Manado (ANTARA News) - Perum Bulog Divre Sulawesi Utara bakal terus melakukan koordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah dalam menstabilkan harga beras yang mulai cenderung meningkat.

"Koordinasi akan terus dilakukan agar kecenderunagn peningkatan harga beras di Bulan Oktober 2016 tidak akan berlanjut hingga akhir tahun," kata Kepala Perum Bulog Divre Sulut Sabaruddin Amrullah di Manado, Jumat.

Dia mengatakan Bulog akan meningkatkan kegiatan operasi pasar dan pasar murah beras, baik di pasar maupun di sentra-sentra padat penduduk.

"Karena jika masyarakat telah mendapatkan beras dengan harga lebih murah, maka mereka tidak akan lagi ke pasar," katanya.

Untuk mengantisipasi kenaikan harga beras yang cukup signifikan, pihaknya akan memaksimalkan stok di gudang-gudang yang ada.

Selaini itu, katanya, tim pengendali inflasi di kabupaten dan kota diharapkan bisa memberi tahu jika terjadi peningkatan harga, karena stok beras Bulog cukup banyak.

"Kami tinggal menunggu permintaan dari kabupaten dan kota," katanya.

Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara Peter Jacobs memgatakan pihaknya memandang positif terkendalinya inflasi pada Oktober 2016.

"Hal ini semakin meningkatkan keyakinan bahwa tingkat inflasi pada akhir tahun 2016 akan berada di level aman dan lebih baik dibanding tahun sebelumnya," katanya.

Pada Oktober 2016, inflasi Sulawesi Utara yang diwakili oleh Kota Manado tercatat 0,01 persen (mtm).

Kepala Badam Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulut Moh Edy Mahmud mengatakan komoditas yang mengalami kenaikan pada Oktober 2016, yakni tarif listrik sebesar 0,0704 persen, beras 0,0669 persen, cabai rawit 0,0483 persen, angkutan udara 0,0482 persen, obat dan resep 0,0372 persen, cakalang 0,0246 persen, surat kabar harian 0,0240 persen, bahan bakar rumah tangga 0,0217 persen, jeruk nipis 0,0182 persen, pisang 0,0088 persen.

"Tarif listrik dan peningkatan harga beras pemicu utama inflasi Manado 0,01 persen," katanya.