Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai bahwa kebijakan pemerintah mengenai amnesti pajak masih akan menjadi sentimen positif bagi industri pasar modal karena dapat mendorong permintaan produk investasi saham di dalam negeri meningkat.

"Dana yang masuk ke seluruh bank di Indonesia dari program amnesti pajak sekitar Rp1.095 triliun, dana itu harus segera diinvestasikan dalam waktu 3 tahun. Nah, kalau 5 persen saja masuk ke pasar modal, berarti sekitar Rp50 triliun. Permintaan investasi saham akan meningkat," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Kamis.

Kemudian, lanjut dia, sejumlah institusi seperti asuransi dan dana pensiun (Dapen) juga merencanakan untuk meningkatkan investasi dalam bentuk saham seiring dengan tren tingkat suku bunga di dalam negeri yang menurun.

"Porsi investasi saham di Dapen domestik sekitar 13 persen, nantinya akan menjadi 34 persen, ini juga demand baru dari domestik," katanya.

Untuk mengantisipasi permintaan yang meningkat terhadap produk saham itu, Tito Sulistio mengatakan bahwa pihaknya akan meambah jumlah perusahaan tercatat atau emiten di BEI lebih banyak. Pada 2017 mendatang, pihaknya menargetkan sebanyak 30-35 emiten baru di BEI.

"Tahun 2017, kita ambisius jumlah IPO di atas 30-35 perusahaan. Saat ini, sudah ada beberapa perusahaan yang daftar untuk IPO pada tahun mendatang," katanya.

Ia mengharapkan bahwa BUMN melakukan IPO dalam rangka meraih modal untuk mengembangkan kegiatan bisnisnya, sehingga tidak tergantung pada Penyertaan Modal Negara (PMN).

"Dana dari pemerintah kan terbatas, jadi lebih baik dari publik (IPO) daripada PMN," katanya.