Jakarta (ANTARA News) - Calon Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan menuduh orang menggerakkan massa untuk berunjuk rasa pada 4 November sama dengan "menghantam anak bangsa."

"Memfitnah seseorang menggerakkan unjuk rasa itu tidak benar, itu menghantam anak bangsa," kata Agus menanggapi pertanyaan wartawan tentang pernyataan ayahnya, presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono, mengenai fitnah menyebut seseorang berada di balik rencana unjuk rasa 4 November.

Di sela kunjungan ke kawasan Pesing Garden, Jakarta Barat, Kamis, Agus mengatakan bahwa siapa pun yang melempar isu tersebut adalah pihak yang tidak baik.

"Siapa pun yang melempar isu, desas-desus, fitnah seperti itu tidak baik. Kita tidak ingin segala sesuatunya dipolitisasi atau mencari kambing hitam," kata dia.

Soal rencana aksi demonstrasi besok, Agus mengatakan bahwa selama akar persoalan tidak diselesaikan berdasarkan hukum dan aturan yang berlaku di negeri ini, maka masalahnya tidak akan berhenti.

Saat menyampaikan konferensi pers di kediaman pribadinya di Puri Cikeas kemarin, Ketua Umum Demorkat Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa ada analisis intelijen yang menuduh seseorang/kalangan/partai politik berada di belakang rencana unjuk rasa 4 November adalah sebuah fitnah yang menghina.

"Itu fitnah, I tell you, fitnah lebih kejam dari pembunuhan dan sekaligus itu penghinaan," katanya.

SBY kemudian menyampaikan pandangannya mengenai rencana unjuk rasa 4 November, menyarankan agar seluruh pihak menyerahkannya ke penegak hukum.

"Mari bertanya, sebenarnya apa masalah yang kita hadapi ini, dan kenapa di seluruh tanah air rakyat melakukan protes dan unjuk rasa. Tidak mungkin tidak ada sebab, maka mari lihat dari sebab-akibat," katanya.

"Kalau tuntutan rakyat sama sekali tidak didengar, sampai lebaran kuda tetap ada unjuk rasa. Mari bikin mudah urusan ini, jangan dipersulit. Mari kembali ke kuliah manajemen dan metode pemecahan persoalan, itu kuliah semester satu manajemen kepemimpinan," ujarnya.

Dia mengatakan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dianggap menistakan agama, dan penistaan agama itu secara hukum tidak boleh.

"Jadi kalau ingin negara tidak terbakar amarah penuntut keadilan Pak Ahok ya mesti diproses secara hukum. Jangan sampai Beliau dianggap kebal hukum. Penegakan hukum juga harus transparan dan adil, jangan direkayasa. Jika proses penegakan hukum berjalan benar, adil, transparan dan tidak direkayasa, rakyat juga harus terima apapun hasilnya," kata dia.

Agus Harimurti Yudhoyono mengikuti pemilihan kepala daerah DKI Jakarta dengan Sylviana Murni sebagai calon wakil gubernur.

Mereka bersaing dengan pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat serta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

Selama masa kampanye dari 28 Oktober 2016 hingga 11 Februari 2017, para peserta menyampaikan visi, misi dan program mereka untuk DKI Jakarta serta menggalang dukungan dari warga agar memilih mereka pada hari pemilihan 15 Februari 2017.

Hari ini Anies mengunjungi warga yang tinggal di bantaran Kali Krukut, Jakarta Barat, sementara Ahok menyambangi warga di Pejaten Timur, Jakarta Selatan.