Jakarta (ANTARA News) - Petahana Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok mengatakan Indonesia tidak boleh takluk pada aksi premanisme, terutama pada demonstrasi massa yang anarkis.
Ahok yang didemo oleh sejumlah warga saat kunjungannya di Kelurahan Sukabumi Utara Pasar Rawabelong, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
"Saya kira negara tidak boleh takluk pada premanisme," ujar Ahok usai melakukan kunjungan di Jakarta Barat, Rabu.
Ahok mengatakan massa yang berdemonstrasi hingga membuat kegiatan blusukannya harus berakhir cepat tersebut tidak dewasa.
Menurut dia, aksi yang terjadi setelah 10 menit Ahok blusukan itu mencederai demokrasi negara. Massa yang berteriak-teriak dinilai hanya membuat ketakutan warga sekitar.
"Masyarakat penduduk asli terima kok. Mereka hanya segelintir orang yang meneriakkan itu. Ini yang saya katakan tidak dewasa. Hukum negara kita kan tidak bisa dipaksa, ada aturan. Kalau kaya gini kan kasihan masyarakat ketakutan dengar suara begitu," ujar Ahok.
Ia mengatakan tidak akan menambah ajudan untuk meningkatkan pengamanan.
Namun demikian, Ahok sudah memperkirakan bahwa aksi dari massa akan datang di masa kampanyenya.
"Kalau ngeliat gerakan kaya gini, kita ke mana pun mereka akan intai. Mereka akan datang. Saya sudah perkirakan hari pertama, hari kedua, mereka mulai merasa kecolongan, makanya hari ketiga mereka pasti datang," tambah Ahok.
Di masa kampanyenya, Ahok mengunjungi warga di Rawabelong sejak pukul 16.11 WIB dan kunjungan tersebut harus disudahi karena aksi massa pada pukul 16.36 WIB.
Calon Gubernur dengan nomor urut dua tersebut juga gagal meninjau normalisasi Kali Sekretaris yang biasanya terlanda banjir terutama pada musim hujan.
Ahok: negara tidak boleh takluk pada premanisme
2 November 2016 21:01 WIB
Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. (ANTARA /Hafidz Mubarak A)
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016
Tags: