Presiden ingin pertumbuhan ekonomi lampaui 6 persen tahun depan
2 November 2016 17:37 WIB
Presiden Joko Widodo memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Rabu (2/11/2016). Sidang kabinet paripurna tersebut membahas persiapan RAPBN tahun 2018, rencana kerja masing-masing kementerian dan lembaga, penyederhanaan SPJ serta meminta laporan menteri terkait mengenai RAPBN 2017 yang telah disetujui oleh DPR. (ANTARA/Puspa Perwitasari)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin pertumbuhan ekonomi pada tahun depan bisa melampaui 6 persen agar APBN 2018 semakin sehat.
"Masuk ke APBN 2018, yang pertama yang kita inginkan nanti ada pertumbuhan di atas 6 (persen)," kata Presiden Jokowi saat memberikan pengantar dalam rapat paripurna di Istana Negara Jakarta, Rabu.
Presiden menyadari untuk mencapai itu tidaklah mudah karena juga harus ada investasi yang tumbuh di atas 10 persen.
Ia sekaligus meminta Kepala BKPM untuk menyampaikan perkiraan-perkiraan termasuk langkah antisipasi yang harus dilakukan.
"Kemudian juga penopang lainnya, konsumsi mestinya tumbuh di atas 5 (persen), ekspor juga sama tumbuh kalau bisa di atas 4 (persen), impor juga tumbuh paling tidak dua sampai tiga," katanya.
Namun, ia menegaskan angka-angka itu masih menyisakan ruang untuk dikoreksi bahkan ditingkatkan lagi.
Pada kesempatan itu Presiden ingin mengubah tradisi yakni membahas APBN 2018 lebih awal agar dalam pelaksanaannya nanti semakin baik.
Dalam rapat paripurna tersebut hadir hampir semua menteri Kabinet Kerja dan para kepala lembaga.
"Masuk ke APBN 2018, yang pertama yang kita inginkan nanti ada pertumbuhan di atas 6 (persen)," kata Presiden Jokowi saat memberikan pengantar dalam rapat paripurna di Istana Negara Jakarta, Rabu.
Presiden menyadari untuk mencapai itu tidaklah mudah karena juga harus ada investasi yang tumbuh di atas 10 persen.
Ia sekaligus meminta Kepala BKPM untuk menyampaikan perkiraan-perkiraan termasuk langkah antisipasi yang harus dilakukan.
"Kemudian juga penopang lainnya, konsumsi mestinya tumbuh di atas 5 (persen), ekspor juga sama tumbuh kalau bisa di atas 4 (persen), impor juga tumbuh paling tidak dua sampai tiga," katanya.
Namun, ia menegaskan angka-angka itu masih menyisakan ruang untuk dikoreksi bahkan ditingkatkan lagi.
Pada kesempatan itu Presiden ingin mengubah tradisi yakni membahas APBN 2018 lebih awal agar dalam pelaksanaannya nanti semakin baik.
Dalam rapat paripurna tersebut hadir hampir semua menteri Kabinet Kerja dan para kepala lembaga.
Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016
Tags: