Manokwari (ANTARA News) - Subdisi silang yang diterapkan pemerintah pusat melalui PT Pertamina dinilai sangat membantu distribusi bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat.

Direktur CV Arfak Makmur Abadi Fery Auparay di Manokwari, Selasa (1/11), menjelaskan distribusi BBM dari Depot Pertamina Manokwari menuju Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS) yang ia kelola di Pegunungan Arfak dilakukan melalui perjalanan darat.

Dia mengungkapkan, kondisi infrastruktur jalan menuju daerah tersebut masih sangat memprihatinkan. Untuk sampai di lokasi tersebut, kendaraan pengangkut BBM harus melalui tanjakan terjal, sungai serta jalan yang berisiko longsor.

Hal ini dinilai menjadi kendala yang cukup menantang serta dapat menimbulkan biaya distribusi yang tidak sedikit. Melalui subsidi silang, Pertamina berkomitmen mewujudkan program BBM Satu Harga di daerah tersebut.

"Sesulit apapun kondisinya, pemerintah melalui PT Pertamina berkomitmen mewujudkan BBM satu harga di wilayah pedalaman Papua dan Papua Barat," katanya menambahkan.

Dia mengungkapkan, biaya distribusi BBM menuju daerah otonomi baru ini hampir mencapai Rp3.500/liter. Jika biaya tersebut dibebankan kepada konsumen, masyarakat di daerah tersebut tidak bisa menikmati BBM murah layaknya daerah lain.

"Negara memberikan subsidi yang cukup besar, maka diharapkan kemudahan ini dimanfaatkan maksimal. Jangan lagi ada calo atau spekulan-spekulan penjual BBM dengan harga yang memberatkan masyarakat," ujarnya.

Dia menambahkan, pengangkutan BBM menuju daerah tersebut ia lakukan menggunakan mobil truk dengan biaya sewa antara Rp5 juta hingga Rp7 juta. Satu unit truk hanya bisa mengangkut sebanyak 13 drum atau tiga ton BBM.

Ia mendukung permohonan Bupati Pegunungan Arfak Yosias Saroy kepada Presiden Joko Widodo atas pengadaan pesawat pendistribusi BBM ke daerah ini. Keberadaan pesawat tak hanya membantu Pegunungan Arfak, namun juga sangat diharapkan di daerah pedalaman Papua Barat yang selama ini belum bisa menikmati BBM murah.

"Keberadaan pesawat bisa menekan biaya serta resiko pengangkutan BBM ke daerah pedalaman. Sebab, sebagian besar jalan darat di daerah pedalaman masih sangat parah dan berisiko kecelakaan," ungkapnya.

Menurut dia, butuh waktu cukup lama dan biaya yang besar untuk membangun infrastruktur jalan dan jembatan di Arfak. Pesawat khusus pengangkut BBM bisa menjaga stabilitas pasokan BBM menuju daerah ini.

"Jalan di daerah itukan sedang dibangun, sehingga kondisi tanah masih labil. Belum lagi sungai-sungai besar yang harus kita lalu. Bila hujan turun bukan tidak mungkin distribusi BBM bisa terganggu," kata Fery lagi.