Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore bergerak menguat tipis sebesar delapan poin menjadi Rp13.028, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.036 per dolar AS.

"Dolar AS bergerak lebih rendah terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah di tengah antisipasi investor terhadap sejumlah faktor dari Amerika Serikat," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta.

Ia mengemukakan bahwa salah satu faktor yang menjadi perhatian dan pertimbangan investor yakni hasil keputusan kebijakan moneter dari bank sentral Amerika Serikat (The Fed), data tenaga kerja AS, serta hasil pemilu Presiden AS.

"Sebagian pelaku pasar masih khawatir sentimen yang datang nanti dapat memicu ketidakpastian baru, kondisi itu membuat perdagangan valas cenderung terbatas," katanya.

Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa saat ini fokus pelaku pasar uang juga sedang tertuju pada pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal III 2016 yang akan dirilis pada pekan depan.

Di sisi lain, lanjut dia, data cadangan devisa Oktober 2016 yang akan datang dalam waktu dekat yang berpeluang naik diharapkan mampu menjaga fluktuasi mata uang domestik di tengah gejolak eksternal.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.036 dibandingkan Senin (31/10) Rp13.048.