Presiden: proyek 35.000 MW jauh dari target
1 November 2016 16:38 WIB
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kedua kiri), Mensesneg Pratikno (kedua kanan) dan Seskab Pramono Anung (kanan) memimpin rapat kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (1/11/2016). Rapat tersebut membahas soal perkembangan pembangunan proyek listrik 35.000 MW. (ANTARA/Widodo S. Jusuf)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut proyek pembangkit listrik 35.000 Mega Watt (MW) masih jauh dari target yang direncanakan.
Hal itu disampaikannya dalam Rapat Terbatas (Ratas) membahas Perkembangan Pembangunan Proyek Listrik 35.000 MW yang digelar di Kantor Presiden di Jakarta, Selasa.
"Informasi yang saya terima masih jauh dari yang kita inginkan, dari yang sudah kita rencanakan," katanya.
Presiden menerima informasi bahwa realisasi commercial operational date (COD) program pembangunan listrik 35.000 MW baru mencapai 36 persen dari target kumulatif pada 2016.
Sedangkan realisasi pembangkit COD Program TP1/TP2 reguler yang merupakan bagian dari program 7.000 MW mencapai 83 persen dari target kumulatif sampai 2016 atau 53 persen dari target keseluruhan.
"Dengan demikian realisasi COD pembangkit listrik secara keseluruhan sampai 24 Oktober 2016 masih 29,4 persen dari target keseluruhan," katanya.
Oleh sebab itu Presiden mengajak seluruh pihak terkait untuk bekerja lebih keras untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Menurut dia, pada dasarnya investor siap masuk sayangnya realisasi proyek masih demikian kecil.
Presiden menyatakan ingin mengetahui kendala lapangan yang menghambat pencapaian tersebut sehingga ia menggelar rapat terkait itu di Kantor Presiden.
"Saya ingin mengetahui kendala hambatan apa di lapangan apakah investornya, perizinannya yang masih berbelit-belit, apakah di pembebasan lahan, apakah di PPA-nya ataukah di financial close-nya," katanya.
Hal itu disampaikannya dalam Rapat Terbatas (Ratas) membahas Perkembangan Pembangunan Proyek Listrik 35.000 MW yang digelar di Kantor Presiden di Jakarta, Selasa.
"Informasi yang saya terima masih jauh dari yang kita inginkan, dari yang sudah kita rencanakan," katanya.
Presiden menerima informasi bahwa realisasi commercial operational date (COD) program pembangunan listrik 35.000 MW baru mencapai 36 persen dari target kumulatif pada 2016.
Sedangkan realisasi pembangkit COD Program TP1/TP2 reguler yang merupakan bagian dari program 7.000 MW mencapai 83 persen dari target kumulatif sampai 2016 atau 53 persen dari target keseluruhan.
"Dengan demikian realisasi COD pembangkit listrik secara keseluruhan sampai 24 Oktober 2016 masih 29,4 persen dari target keseluruhan," katanya.
Oleh sebab itu Presiden mengajak seluruh pihak terkait untuk bekerja lebih keras untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Menurut dia, pada dasarnya investor siap masuk sayangnya realisasi proyek masih demikian kecil.
Presiden menyatakan ingin mengetahui kendala lapangan yang menghambat pencapaian tersebut sehingga ia menggelar rapat terkait itu di Kantor Presiden.
"Saya ingin mengetahui kendala hambatan apa di lapangan apakah investornya, perizinannya yang masih berbelit-belit, apakah di pembebasan lahan, apakah di PPA-nya ataukah di financial close-nya," katanya.
Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016
Tags: