Jakarta (ANTARA News) - Proses evakuasi pesawat terbang DHC-4A Turbo Caribou dengan rute penerbangan Timika-Ilaga terhalang oleh cuaca yang berkabut.

"Tim SAR sudah menerjunkan satu helikopter, namun di sana cuaca berkabut, sehingga helikopter kembali, dan tim akan menelusuri melalui jalur darat," kata Direktur Angkutan Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Muzaffar Ismail ketika ditemui di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin.

Ia juga mengatakan bahwa kondisi daerah di Ilaga adalah berlembah serta memiliki banyak bukit dan pegunungan. Teknologi radar serta kondisi pesawat menurut informasi saat ini adalah layak terbang dan sudah tersertifikasi.

Muzaffar menyebutkan bahwa pesawat tinggal landas dari Bandara Timika jam 22.57 UTC (07.57 WIT) dan diperkirakan tiba di Ilaga pada 08.22 WIT. Kontak terakhir dengan bandara Ilaga jam 08.23 WIT, melaporkan posisi di Ilaga Pass dan koreksi waktu tiba menjadi jam 08.27 WIT.

Pukul 08.30 WIT Ilaga Radio mencoba kontak, namun tidak ada respon. Petugas Ilaga melalui radio mencoba meminta bantuan kepada pesawat yang melintas di area Ilaga, namun sampai jam 09.20 WIT tidak ada informasi posisinya, sehingga petugas Airnav Sentani menyatakan declare alerfa atau kondisi pesawat dinyatakan hilang, kata dia.

Selanjutnya, pada pukul 08.22 WIT petugas tower Timika menerima laporan dari pesawat yang melintas bahwa sinyal ELT diterima pada posisi 40 NM-45 NM atau posisi antar Ilaga Pass dengan Jila Pass pada jam 09.31 WIT.

"Hingga saat ini telah dibentuk posko SAR di Bandara Timika. Menurut data penerbangan, ada empat awak dalam pesawat, sedangkan muatan yang dibawa adalah berupa bahan bangunan kurang lebih 3.130 kilogram," ujarnya.

Pesawat DHC-4A Turbo Caribou teregistrasi dengan kode PK-SWW, tahun pembuatan 7 Desember 1971. Pemiliknya adalah Pemda Kabupaten Puncak Provinsi Papua.

Pesawat dioperasikan oleh perkumpulan penerbangan Alfa Indonesia.