Generasi muda rentan terhadap ketidaksesuaian struktur sosial
29 Oktober 2016 19:14 WIB
Dokumnetasi: Museum Sumpah Pemuda Puluhan siswa dari SD Islam AlFauzin Depok mengamati salah satu ruangan yang dipakai Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta, Selasa (27/10). Untuk memperingati Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2015 diadakan upacara serta pameran di museum tersebut. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa) ()
Jakarta (ANTARA News) - Generasi muda di tanah air saat ini rentan terhadap dampak negatif dari ketidaksesuaian struktur sosial yang berkembang di masyarakat, kata psikolog A. Kasandra Putranto.
Kondisi tersebut, menurut dia di Jakarta, Sabtu, membuat mereka tidak dapat mengembangkan nilai-nilai kognitif yang sebangun dengan masa sebagai generasi yang cemerlang.
Hal itu, juga dapat menghambat mereka untuk menjadi terdidik, sehat mental, mandiri dan produktif, mereka bisa jatuh dalam konsekuensi seperti pengangguran, kemiskinan, masalah kesehatan mental, kekerasan, vandalisme, kejahatan, terorisme dan lain-lain.
"Padahal generasi muda merupakan calon pemimpin bangsa di masa depan," ujar Attitude Achievment Generation for Indonesian Titanium Generation 4.0 Resilient Social Skill for Higher Achievment and Professional Mental Attitude for Leadership itu.
Menurut dia, masyarakat secara sosial dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan, dimana setiap proses perkembangan individu akan belajar dari keluarga, sekolah, masyarakat, media dan lainnya dalam pembentukan karakter mereka.
"Sayangnya struktur sosial di Indonesia justru memberikan kesempatan belajar dengan cara yang berbeda, yang pada akhirnya membuat generasi muda Indonesia menjadi lebih rentan," katanya.
Terkait dengan hal itu, ujarnya, melalui Attitude Achievment Generation (A2G) Save Indonesia pihaknya merintis gerakan dan program pengembangan karakter bagi generasi muda Indonesia dengan membangun Generasi Titanium Indonesia 4.0 melalui berbagai elemen masyarakat seperti instansi pemerintah, organisasi, perusahan dan berbagai komunitas.
Gerakan sosial dan program pengembangan karakter A2G Save Indonesia bertujuan untuk menginspirasi generasi muda Indonesia guna mengembangkan karakter yang bernilai dan kepemimpinan melalui perubahan sikap dan perilaku yang memungkinkan mereka untuk mencari struktur sosial yang tepat demi secara aktif membentuk sikap yang positif.
Selain itu, mendorong generasi muda untuk mengejar prestasi yang optimal dan menginspirasi semua pihak yang berperan optimal dalam pengembagngan manusia Indonesia mulai dari keluarga, sekolah, masyarakat, media maupun perusahaan yang memberikan dampak pada lingkungan dan pemerintah.
Sebelumnya dalam rangkaian memperingati Sumpah Pemuda, pada 28 Oktober 2016 digelar diskusi bertema "Generasi Titanium Indonesia 4.0" dengan menghadirkan sejumlah pakar seperti Hermawan Kertajaya selaku pakar marketing, Sarlito Wirawan seorang psikolog, Seto Mulyadi (psikolog), Tung Desem Waringin (motivator) dan Christianto Wibisono (ekonom).
Salah satu pembicara, Christianto Wibisono menyatakan, saat ini Indonesia berada di urutan ke empat dunia secara kuantitas, oleh karena itu menjadi tugas Generasi Titanium 4.0 mengubah Indonesia menjadi urutan ke empat di dunia dari kuantitas menjadi kualitas.
Pada kesempatan itu juga dilakukan peluncuran buku "Aplikasi Cognitive Behaviour dan Behaviour Activation dalam Intervensi Klinis" karya Kasandra Putranto.
Kondisi tersebut, menurut dia di Jakarta, Sabtu, membuat mereka tidak dapat mengembangkan nilai-nilai kognitif yang sebangun dengan masa sebagai generasi yang cemerlang.
Hal itu, juga dapat menghambat mereka untuk menjadi terdidik, sehat mental, mandiri dan produktif, mereka bisa jatuh dalam konsekuensi seperti pengangguran, kemiskinan, masalah kesehatan mental, kekerasan, vandalisme, kejahatan, terorisme dan lain-lain.
"Padahal generasi muda merupakan calon pemimpin bangsa di masa depan," ujar Attitude Achievment Generation for Indonesian Titanium Generation 4.0 Resilient Social Skill for Higher Achievment and Professional Mental Attitude for Leadership itu.
Menurut dia, masyarakat secara sosial dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan, dimana setiap proses perkembangan individu akan belajar dari keluarga, sekolah, masyarakat, media dan lainnya dalam pembentukan karakter mereka.
"Sayangnya struktur sosial di Indonesia justru memberikan kesempatan belajar dengan cara yang berbeda, yang pada akhirnya membuat generasi muda Indonesia menjadi lebih rentan," katanya.
Terkait dengan hal itu, ujarnya, melalui Attitude Achievment Generation (A2G) Save Indonesia pihaknya merintis gerakan dan program pengembangan karakter bagi generasi muda Indonesia dengan membangun Generasi Titanium Indonesia 4.0 melalui berbagai elemen masyarakat seperti instansi pemerintah, organisasi, perusahan dan berbagai komunitas.
Gerakan sosial dan program pengembangan karakter A2G Save Indonesia bertujuan untuk menginspirasi generasi muda Indonesia guna mengembangkan karakter yang bernilai dan kepemimpinan melalui perubahan sikap dan perilaku yang memungkinkan mereka untuk mencari struktur sosial yang tepat demi secara aktif membentuk sikap yang positif.
Selain itu, mendorong generasi muda untuk mengejar prestasi yang optimal dan menginspirasi semua pihak yang berperan optimal dalam pengembagngan manusia Indonesia mulai dari keluarga, sekolah, masyarakat, media maupun perusahaan yang memberikan dampak pada lingkungan dan pemerintah.
Sebelumnya dalam rangkaian memperingati Sumpah Pemuda, pada 28 Oktober 2016 digelar diskusi bertema "Generasi Titanium Indonesia 4.0" dengan menghadirkan sejumlah pakar seperti Hermawan Kertajaya selaku pakar marketing, Sarlito Wirawan seorang psikolog, Seto Mulyadi (psikolog), Tung Desem Waringin (motivator) dan Christianto Wibisono (ekonom).
Salah satu pembicara, Christianto Wibisono menyatakan, saat ini Indonesia berada di urutan ke empat dunia secara kuantitas, oleh karena itu menjadi tugas Generasi Titanium 4.0 mengubah Indonesia menjadi urutan ke empat di dunia dari kuantitas menjadi kualitas.
Pada kesempatan itu juga dilakukan peluncuran buku "Aplikasi Cognitive Behaviour dan Behaviour Activation dalam Intervensi Klinis" karya Kasandra Putranto.
Pewarta: Subagyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: