Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menegaskan bahwa pandangan yang menganggap pesantren sebagai sarang teroris adalah salah besar.

"Pandangan itu ahistoris dan mengingkari peran pesantren dalam sejarah perjuangan bangsa," katanya saat menerima perwakilan Majalah Husnul Khotimah di Jakarta, seperti dirangkum keterangan tertulis MPR, Jumat.

Dalam pertemuan itu, perwakilan majalah milik Pondok Pesantren Husnul Khotimah itu mewawancarai Hidayat terkait Hari Pahlawan yang akan diperingati setiap 10 November.

Hidayat menilai, Hari Pahlawan tidak bisa dipisahkan dari peran santri dan kiai. Peran itu muncul sebab pada 22 Oktober 1945, KH Hasyim Ashari mengeluarkan Fatwa Resolusi Jihad.

Ia mengatakan, dalam resolusi itu intinya, melawan penjajah hukumnya adalah fardu ain dan orang yang berjuang melawan penjajah disebut melakukan jihad fisabilillah.

"Resolusi Jihad yang menggelorakan warga untuk melawan tentara Inggris, Australia, dan Belanda di Surabaya. Mereka berani melakukan perlawanan," kata Hidayat.

Ia menilai, Hari Pahlawan juga menjadi berkah dari santri, kiai dan pesantren yang merupakan bagian dari Indonesia.

"Jangan merasa terpisah dari Indonesia. Dunia kepahlawanan, keindonesian, dan perjuangan bukan suatu hal yang aneh bagi santri," demikian Hidayat Nur Wahid.