Jakarta (ANTARA News) - Buku berjudul Jokoway yang berisi seni kepemimpinan Joko Widodo diluncurkan bersamaan dengan seminar Era Nawacita dan Relevansi Kepemimpinan Multidimensi yang digelar di Jakarta, Kamis.

"Penulisan buku ini sebenarnya sudah mulai dilakukan sejak dua tahun lalu. Dan ini sebenarnya buku ke-3 tentang Pak Jokowi, sejak masa Pilpres (Pemilihan Presiden) hingga beliau menjadi Presiden," kata editor buku Jokoway Michael Umbas saat peluncuran buku di Ballroom Patra Jasa.

Secara kasat mata, menurut dia, bisa terlihat bagaimana kepemimpinan Presiden Jokowi dalam dua tahun terakhir. ada sudut pandang bisa dilihat di sini.

"Saya bisa lihat karakter kepemimpinannya, dan yang ditunjukkan Pak Jokowi memang unik sekali," ujar dia.

Dalam buku 233 halaman ini, Michael juga menyebutkan karakter dari sosok Presiden Jokowi hampir sama dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Namun dalam waktu bersamaan bisa punya menyerupai Kyai Haji Ahmad Dahlan, atau Kyai Hasyim Asyari.

Buku dengan sampul foto Presiden Joko Widodo ini membandingkan dan atau mencari kesamaan karakter kepemimpinan Presiden Republik Indonesia ke-7 ini dengan tokoh-tokoh besar atau terkenal di dunia seperti Soekarno, Abraham Lincoln, Steve Jobs, Gandhi, Mandela, Amancio Ortega, bahkan hingga Patih Gajah Mada.

Hal yang perlu digaris bawahi dalam dua tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, menurut dia, bahwa ide-ide yang diusung bersama relawannya pada masa pencalonannya sebagai presiden masih tetap dipertahankan.

"Jadi Pak Jokowi, masih, adalah kita. Tidak berubah," ujar Michael.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang hadir dan memberikan testimoni saat peluncuran buku Jokoway mengatakan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menempatkan BUMN sebagai "tangan kanan" mereka dalam melakukan pembangunan.

"BUMN semangat saja melaksanakannya, karena selain mencari keuntungan ada juga tugas kenegaraan yang harus dijalankan," ujar dia.

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara mengatakan dalam dua tahun dirinya menjabat sebagai Menteri di Kabinet Kerja Presiden Jokowi telah melihat karakter desesif, seolah memberikan kesempatan untuk menyumbangkan keputusan, padahal sebelum rapat sudah punya obyektif sendiri yang tujuannya untuk rakyat.

"Do the right things lebih banyak ada sebagai karakter Presiden Joko Widodo," ujar dia.

Peluncuran buku yang dihadiri ratusan orang ini juga dihadiri Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, dan juga pembicara terbaik dan pelatih sukse nomor satu di Indonesia versi Majalah Marketing Tung Desem Waringin.