10.000 lebih warga Irak mengungsi dari Mosul
27 Oktober 2016 11:54 WIB
Tentara Irak berkumpul setelah membebaskan sebuah desa dari militan ISIS di selatan Mosul, dalam operasi penyerangan militan di Mosul, Irak, Jumat (21/10/2016) saat asap beracun terlihat di wilayah tersebut setelah militan membakar pabrik sulfur. (REUTERS/Thaier Al-Sudan )
Baghdad (ANTARA News) - Lebih dari 10.000 warga Irak meninggalkan rumah mereka sejak operasi untuk merebut kembali Mosul dari kelompok ISIS dimulai pada 17 Oktober menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (26/10).
Angka tersebut hanyalah sebagian kecil dari jumlah orang yang menurut perkiraan kelompok-kelompok bantuan mengungsi ketika pasukan Irak mencapai batas kota dan beberapa dari jutaan orang yang dianggap sedang berupaya untuk melarikan diri.
"Lebih dari 10.500 orang saat ini mengungsi dan membutuhkan bantuan kemanusiaan," kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan dalam sebuah pernyataan.
Meski jumlahnya meningkat pesat dalam dua hari terakhir, belum ada tanda-tanda dimulainya eksodus lebih besar.
"Perpindahan penduduk berfluktuasi saat garis terdepan bergerak, termasuk orang-orang yang kembali ke rumah mereka setelah kondisi keamanan membaik di daerah sekitar" menurut pernyataan kantor PBB yang dikutip kantor berita AFP.
Komunitas bantuan bergegas membangun kamp-kamp dan membawa peralatan ke sejumlah daerah di tepi medan perang Mosul, sebuah daerah luas tempat pasukan Irak mengepung ekstremis dari utara, timur dan selatan.
Para petugas kemanusiaan khawatir akan kewalahan menghadapi aliran besar pengungsi ketika warga sipil yang terjebak di dalam Mosul menemukan jalan keluar.
Lebih dari 3,3 juta warga Irak meninggalkan rumah mereka sejak konflik meletus pada awal 2014.(mr)
Angka tersebut hanyalah sebagian kecil dari jumlah orang yang menurut perkiraan kelompok-kelompok bantuan mengungsi ketika pasukan Irak mencapai batas kota dan beberapa dari jutaan orang yang dianggap sedang berupaya untuk melarikan diri.
"Lebih dari 10.500 orang saat ini mengungsi dan membutuhkan bantuan kemanusiaan," kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan dalam sebuah pernyataan.
Meski jumlahnya meningkat pesat dalam dua hari terakhir, belum ada tanda-tanda dimulainya eksodus lebih besar.
"Perpindahan penduduk berfluktuasi saat garis terdepan bergerak, termasuk orang-orang yang kembali ke rumah mereka setelah kondisi keamanan membaik di daerah sekitar" menurut pernyataan kantor PBB yang dikutip kantor berita AFP.
Komunitas bantuan bergegas membangun kamp-kamp dan membawa peralatan ke sejumlah daerah di tepi medan perang Mosul, sebuah daerah luas tempat pasukan Irak mengepung ekstremis dari utara, timur dan selatan.
Para petugas kemanusiaan khawatir akan kewalahan menghadapi aliran besar pengungsi ketika warga sipil yang terjebak di dalam Mosul menemukan jalan keluar.
Lebih dari 3,3 juta warga Irak meninggalkan rumah mereka sejak konflik meletus pada awal 2014.(mr)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016
Tags: