Setiap hari satu pekerja cacat karena kecelakaan di Jakarta
26 Oktober 2016 18:01 WIB
Kakanwil BP Jamsostek Jakarta Endro Sucahyono (kiri) dan Direktur Pelayanan BP Jamsostek Evi Afiatin mendengar pertanyaan pers terkait evaluasi pelayanan kesehatan di rumah sakit yang memiliki "trauma center" di Jakarta, Rabu (26/10). Setiap hari satu orang pekerja yang kecelakaan kerja alami kecacatan di Jakarta. (ANTARA/Erafzon SAS)
Jakarta (ANTARA News) - Sejak Januari hingga September 2016 terjadi 257 kasus kecelakaan kerja di Jakarta, dengan 29 kasus cacat per bulan, yang artinya hampir satu kasus cacat setiap harinya dialami pekerja di Provinsi DKI Jakarta.
Kepala BP Jamsostek Kantor Wilayah Jakarta Endro Sucahyono di Jakarta, Rabu, mengatakan untuk menekan kasus cacat dan meninggal pada kecelakaan kerja, pihaknya menggandeng 57 rumah sakit yang memiliki "trauma center" (TC), 87 klinik/faskes TC dan tujuh pusat pelatihan yang bisa digunakan.
"Kita harus bisa memberi pelayanan di golden hours (istilah kedokteran untuk pelayanan segera) kepada korban kecelakaan," ujar Endro.
Jika terlambat, maka risikonya cacat atau meninggal. Karena itu, dia memberi apresiasi kepada rumah sakit yang memiliki layanan trauma center dan bekerja sama dengan BP Jamsostek.
Untuk menjaga kualitas pelayanan maka dilakukan Monitoring dan Evaluasi fasilitas kesehatan (Faskes) dan Balai Keterampilan Kerja Daerah (BLKD) di Jakarta, Rabu.
Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjan Evi Afiatin pada kesempatan yang sama mengatakan kegiatan itu dilakukan untuk mengukur kualitas pelayanan jaminan kecelakaan kerja "return to work" (JKK-RTW) oleh Faskes dan BLKD agar dapat melayani dengan baik.
"Program JKK-RTW ini bertujuan untuk membantu pekerja yang mengalami kecelakaan kerja untuk bisa kembali bekerja dengan kondisi kecacatan atau keterbatasan fisik yang diderita," kata Evi.
Program ini juga membantu pekerja mendapatkan pendampingan sejak saat pengobatan di rumah sakit, pemulihan pascapengobatan dan perawatan hingga pelatihan kerja untuk mendapatkan keterampilan yang sesuai dengan kondisi fisiknya.
Pada kegiatan tersebut juga disampaikan penghargaan kepada perusahaan yang berpartisipasi aktif dan telah menerapkan implementasi program JKK - RTW di perusahaannya.
Kepala BP Jamsostek Kantor Wilayah Jakarta Endro Sucahyono di Jakarta, Rabu, mengatakan untuk menekan kasus cacat dan meninggal pada kecelakaan kerja, pihaknya menggandeng 57 rumah sakit yang memiliki "trauma center" (TC), 87 klinik/faskes TC dan tujuh pusat pelatihan yang bisa digunakan.
"Kita harus bisa memberi pelayanan di golden hours (istilah kedokteran untuk pelayanan segera) kepada korban kecelakaan," ujar Endro.
Jika terlambat, maka risikonya cacat atau meninggal. Karena itu, dia memberi apresiasi kepada rumah sakit yang memiliki layanan trauma center dan bekerja sama dengan BP Jamsostek.
Untuk menjaga kualitas pelayanan maka dilakukan Monitoring dan Evaluasi fasilitas kesehatan (Faskes) dan Balai Keterampilan Kerja Daerah (BLKD) di Jakarta, Rabu.
Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjan Evi Afiatin pada kesempatan yang sama mengatakan kegiatan itu dilakukan untuk mengukur kualitas pelayanan jaminan kecelakaan kerja "return to work" (JKK-RTW) oleh Faskes dan BLKD agar dapat melayani dengan baik.
"Program JKK-RTW ini bertujuan untuk membantu pekerja yang mengalami kecelakaan kerja untuk bisa kembali bekerja dengan kondisi kecacatan atau keterbatasan fisik yang diderita," kata Evi.
Program ini juga membantu pekerja mendapatkan pendampingan sejak saat pengobatan di rumah sakit, pemulihan pascapengobatan dan perawatan hingga pelatihan kerja untuk mendapatkan keterampilan yang sesuai dengan kondisi fisiknya.
Pada kegiatan tersebut juga disampaikan penghargaan kepada perusahaan yang berpartisipasi aktif dan telah menerapkan implementasi program JKK - RTW di perusahaannya.
Pewarta: Erafzon SAS
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016
Tags: