Jakarta (ANTARA News) - Departemen Pertanian Amerika Serikat (AS) meresmikan kantor Layanan Pemeriksaan Kesehatan Hewan dan Tumbuhan (APHIS) di Jakarta sebagai salah satu upaya membantu pemerintah Indonesia memerangi virus flu burung (Avian Influenza/AI). "Kantor ini merupakan contoh komitmen pemerintah AS terhadap dukungan lapangan untuk keseluruhan manajemen dan strategi mitigasi pemerintah Indonesia," kata Deputi Wakil Menteri Pertanian AS, Charles Lambert, di Jakarta, Senin. Menurut dia, kantor itu diharapkan mempercepat berbagai upaya pemerintah AS mendukung pemerintah Indonesia, organisasi multilateral serta donatur lain, yang bekerja membantu memerangi penyebaran flu unggas di Indonesia. "Jadi, fokus utama kami adalah kesehatan unggas dan kesehatan hewan, yang jika ditangani dengan baik, diharapkan juga memberikan dampak positif dalam upaya memerangi virus AI di manusia," katanya. Disebutkannya juga bahwa masalah AI bermula dari unggas atau hewan, sehingga diperlukan perhatian lebih serius pada kesehatan unggas atau hewan itu, tidak peduli apakah unggas itu merupakan bagian dari industri besar peternakan atau hanya peliharaan pribadi. Lambert mengatakan bahwa mengendalikan wabah flu unggas, yang memiliki tingkat kematian tinggi, sangat penting bagi kelangsungan jangka panjang industri unggas Indonesia, produsen unggas skala kecil serta banyak pihak lain, yang mata pencariannya berasal dari sektor tersebut dan konsumen produk unggas. Sementara itu, Kepala APHIS Jakarta Max Coats mengatakan bahwa sejauh ini, pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen cukup nyata dalam mengatasi penyebaran virus AI. "Virus ini bukan hanya masalah Indonesia, tapi juga dunia. Virus ini berkembang dan kita berusaha mempelajarinya terus untuk mencari cara efektif mengatasi penyebarannya. Kita berharap semua bisa diatasi," katanya. Menurut Coats, pemerintan AS berusaha memberikan dukungan kepada semua program pemerintah Indonesia guna mengatasi AI. "Indonesia adalah negara sangat luas dan padat. Upaya mengatasi virus AI tentu tidak dapat diharapkan berhasil seketika. Jangan berharap terlalu banyak dengan cepat," katanya. Kantor APHIS di Jakarta diawasi empat ilmuwan Indonesia beserta sejumlah anggota pendukung dan dipimpin Max Coats, dokter hewan berpengalaman dalam perancangan dan pelaksanaan program pengendalian wabah penyakit unggas. Pemerintah AS mengeluarkan sekitar 24 juta dolar AS (sekitar 216 miliar rupiah) untuk memerangi flu burung di Indonesia sejak Juli 2005. (*)