Jumlah korban banjir Garut diperkirakan bertambah
25 Oktober 2016 19:00 WIB
Pasca Banjir Bandang Garut Dua petugas PLN membawa meteran usai memutus aliran listrik rumah yang terkena banjir bandang aliran Sungai Ciamanuk di Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (22/9/2016). Berdasarkan data BNPB jumlah korban tewas akibat banjir bandang di Garut mencapai 23 orang dan 18 lainnya masih dalam pencarian. (ANTARA/Wahyu Putro A) ()
Bandung (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Jabar menyatakan, jumlah korban banjir bandang luapan Sungai Cimanuk, kabupaten setempat, diperkirakan bertambah dari jumlah warga yang dilaporkan hilang sebanyak 19 orang.
"Sangat mungkin jumlah korban ini bertambah dari jumlah yang sebelumnya secara resmi dilaporkan hilang dan sudah ditemukan," kata Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Garut TB Agus Sofyan di sela-sela evakuasi penemuan satu korban banjir di Kampung Babakan Baru, Desa Jayawaras, Kecamatan Tarogong Kidul, Selasa.
Ia menjelaskan perkiraan korban bertambah karena adanya warga yang tidak melaporkan anggota keluarganya hilang dalam bencana banjir Garut tersebut.
Ia mencontohkan seperti jenazah yang baru ditemukan di areal pesawahan bernama Rizki Putra 18 tahun warga Lapang Paris, Kelurahan Sukakarya, merupakan korban yang tidak dilaporkan oleh keluarganya.
"Rizki ini hilang bersama keluarganya yang lain namun tidak dilaporkan hilang, sehingga bisa dipastikan jumlah korban banjir bandang ini bertambah," katanya.
Ia mengatakan korban Rizki ditemukan terkubur tanah oleh warga yang hendak menggarap tanah sawah, Selasa sekitar pukul 08.00 WIB.
Kemudian, kata Agus, ada warga yang mengenali jenazah tersebut dengan ciri-ciri tasbih di bagian tangan. "Keluarga mengetahui korban dari tasbih yang dikenakan," katanya.
Menurut Agus, banjir bandang Garut diperkirakan masih ada yang dilaporkan hilang maupun tidak dilaporkan oleh keluarganya.
Tercatat korban yang dilaporkan hilang dalam bencana banjir itu hingga tanggap darurat ditutup sebanyak 19 orang.
"Setelah masa tanggap darurat selesai belum pernah kembali menerima adanya laporan keluarga atau tetangga, teman, atau rekan yang hilang," katanya.
"Sangat mungkin jumlah korban ini bertambah dari jumlah yang sebelumnya secara resmi dilaporkan hilang dan sudah ditemukan," kata Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Garut TB Agus Sofyan di sela-sela evakuasi penemuan satu korban banjir di Kampung Babakan Baru, Desa Jayawaras, Kecamatan Tarogong Kidul, Selasa.
Ia menjelaskan perkiraan korban bertambah karena adanya warga yang tidak melaporkan anggota keluarganya hilang dalam bencana banjir Garut tersebut.
Ia mencontohkan seperti jenazah yang baru ditemukan di areal pesawahan bernama Rizki Putra 18 tahun warga Lapang Paris, Kelurahan Sukakarya, merupakan korban yang tidak dilaporkan oleh keluarganya.
"Rizki ini hilang bersama keluarganya yang lain namun tidak dilaporkan hilang, sehingga bisa dipastikan jumlah korban banjir bandang ini bertambah," katanya.
Ia mengatakan korban Rizki ditemukan terkubur tanah oleh warga yang hendak menggarap tanah sawah, Selasa sekitar pukul 08.00 WIB.
Kemudian, kata Agus, ada warga yang mengenali jenazah tersebut dengan ciri-ciri tasbih di bagian tangan. "Keluarga mengetahui korban dari tasbih yang dikenakan," katanya.
Menurut Agus, banjir bandang Garut diperkirakan masih ada yang dilaporkan hilang maupun tidak dilaporkan oleh keluarganya.
Tercatat korban yang dilaporkan hilang dalam bencana banjir itu hingga tanggap darurat ditutup sebanyak 19 orang.
"Setelah masa tanggap darurat selesai belum pernah kembali menerima adanya laporan keluarga atau tetangga, teman, atau rekan yang hilang," katanya.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: