Rusia tuduh koalisi AS lakukan "kejahatan perang" di Irak
23 Oktober 2016 11:00 WIB
Tentara Irak berkumpul setelah membebaskan sebuah desa dari militan ISIS di selatan Mosul, dalam operasi penyerangan militan di Mosul, Irak, Jumat (21/10/2016), sementara asap beracun terlihat di wilayah tersebut setelah militan membakar pabrik sulfur. (REUTERS/Thaier Al-Sudan/djo/16)
Moskow (ANTARA News) - Kementerian Pertahanan Rusia menuduh koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) yang memerangi ekstremis di Irak melakukan kejahatan perang pada Sabtu (22/10), sehari setelah serangan udara menewaskan 15 perempuan di sebuah masjid di dekat Kota Kirkuk.
"Kami mengamati beberapa kali bahwa serangan-serangan mematikan ini... yang punya semua ciri kejahatan perang, praktis sudah menjadi rutinitas sehari-hari pesawat tempur koalisi internasional," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Igor Konashenkov dalam sebuah pernyataan.
"Sangat sering pernikahan, upacara pemakaman, rumah sakit, kantor polisi dan konvoi kemanusiaan menjadi sasaran koalisi," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
Pernyataan itu muncul setelah Presiden Prancis Francois Hollande menuduh Rusia melakukan kejahatan perang di Suriah, tempat pesawat-pesawat tempurnya melancarkan serangan udara guna mendukung rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.(mr)
"Kami mengamati beberapa kali bahwa serangan-serangan mematikan ini... yang punya semua ciri kejahatan perang, praktis sudah menjadi rutinitas sehari-hari pesawat tempur koalisi internasional," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Igor Konashenkov dalam sebuah pernyataan.
"Sangat sering pernikahan, upacara pemakaman, rumah sakit, kantor polisi dan konvoi kemanusiaan menjadi sasaran koalisi," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
Pernyataan itu muncul setelah Presiden Prancis Francois Hollande menuduh Rusia melakukan kejahatan perang di Suriah, tempat pesawat-pesawat tempurnya melancarkan serangan udara guna mendukung rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.(mr)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016
Tags: