Rexy Mainaly sarankan klub fokus bina atlet putri
22 Oktober 2016 17:50 WIB
Dokumentasi atlet bulutangkis putri Indonesia, Greysia Polii (kedua kiri), bersama pemain lainnya yang tergabung dalam tim Piala Sudirman Indonesia mencium bendera Merah Putih pada acara pelepasan tim di Pelatnas Bulutangkis Cipayung, Jakarta, Selasa (5/5). Tim Piala Sudirman Indonesia akan berlaga dalam penyisihan grup C bersama Denmark dan Inggris mulai tanggal 11 Mei di Dongguan, China. (ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf)
Surabaya (ANTARA News) - Mantan pebulutangkis penghuni Pelatnas, Rexy Mainaky, menyarankan klub-klub di Indonesia fokus membina atlet putri, terutama dari atlet usia dini agar mampu kembali menorehkan prestasi nasional maupun internasional.
"Selama ini atlet yang dibina banyak, tapi belum ada klub fokus khusus putri, padahal sebenarnya ini penting," ujarnya kepada wartawan di sela kompetisi Sirkuit Nasional Milo 2016, di GOR Sudirman, Surabaya, Sabtu.
Menurut dia, seharusnya klub bisa membina minimal dua pebulu tangkis putri sebagai bagian dari upaya mengatasi krisis atlet putri karena semakin banyak bibit maka semakin besar peluang mencetak pemain berkualitas.
Mewakili Pengurus Besar PBSI, peraih medali emas ganda putra Olimpiade Athena 1996 berpasangan dengan Ricky Subagja tersebut belum bisa memastikan kapan pebulutangkis putri Indonesia kembali berjaya di pentas internasional.
Selain karena minimnya bibit pebulutangkis putri, kata dia, mencetak atlet handal dalam waktu singkat juga tak mudah membalikkan telapak tangan.
"Semua butuh proses. Harus ada bibit-bibit baru yang dipoles untuk menjadi pemain bagus dan bibit tersebut harus muncul dari klub-klub," ucap Kasubid Pembinaan dan Prestasi PB PBSI tersebut.
Mantan pelatih bulutangkis ganda putra Malaysia itu juga menyampaikan, peningkatan prestasi bukan semata pekerjaan Pelatnas PB PBSI, tapi seluruh insan bulutangkis, termasuk klub.
Sementara itu, krisis pebulu tangkis bertolak belakang dengan putra karena Indonesia masih memiliki banyak stok pemain yang diharapkan bisa mengangkat prestasi di tingkat internasional.
Karena itulah, lanjut dia, melalui kompetisi-kompetisi yang salah satunya Sirnas Milo 2016 ini wajib didukung sebagai bagian dari upaya untuk mendapatkan bibit-bibit baru sekaligus menggantikan pemain seniornya.
"PBSI memberi kesempatan kepada Milo untuk berbuat lebih. Even ini masuk dalam agenda resmi PBSI dan opsi masuk poin nasional," katanya.
Hal senada disampaikan mantan pasangannya di ganda putra, Ricky Subagja, yang mengatakan bahwa tidak mudah memiliki komitmen menyelenggarakan sebuah even bulu tangkis rutin.
"Tidak mudah memiliki komitmen, dan Milo membuktikan komitmennya dengan turut membantu memfasilitasi mengembangkan dunia bulutangkis Tanah Air," kata dia.
"Selama ini atlet yang dibina banyak, tapi belum ada klub fokus khusus putri, padahal sebenarnya ini penting," ujarnya kepada wartawan di sela kompetisi Sirkuit Nasional Milo 2016, di GOR Sudirman, Surabaya, Sabtu.
Menurut dia, seharusnya klub bisa membina minimal dua pebulu tangkis putri sebagai bagian dari upaya mengatasi krisis atlet putri karena semakin banyak bibit maka semakin besar peluang mencetak pemain berkualitas.
Mewakili Pengurus Besar PBSI, peraih medali emas ganda putra Olimpiade Athena 1996 berpasangan dengan Ricky Subagja tersebut belum bisa memastikan kapan pebulutangkis putri Indonesia kembali berjaya di pentas internasional.
Selain karena minimnya bibit pebulutangkis putri, kata dia, mencetak atlet handal dalam waktu singkat juga tak mudah membalikkan telapak tangan.
"Semua butuh proses. Harus ada bibit-bibit baru yang dipoles untuk menjadi pemain bagus dan bibit tersebut harus muncul dari klub-klub," ucap Kasubid Pembinaan dan Prestasi PB PBSI tersebut.
Mantan pelatih bulutangkis ganda putra Malaysia itu juga menyampaikan, peningkatan prestasi bukan semata pekerjaan Pelatnas PB PBSI, tapi seluruh insan bulutangkis, termasuk klub.
Sementara itu, krisis pebulu tangkis bertolak belakang dengan putra karena Indonesia masih memiliki banyak stok pemain yang diharapkan bisa mengangkat prestasi di tingkat internasional.
Karena itulah, lanjut dia, melalui kompetisi-kompetisi yang salah satunya Sirnas Milo 2016 ini wajib didukung sebagai bagian dari upaya untuk mendapatkan bibit-bibit baru sekaligus menggantikan pemain seniornya.
"PBSI memberi kesempatan kepada Milo untuk berbuat lebih. Even ini masuk dalam agenda resmi PBSI dan opsi masuk poin nasional," katanya.
Hal senada disampaikan mantan pasangannya di ganda putra, Ricky Subagja, yang mengatakan bahwa tidak mudah memiliki komitmen menyelenggarakan sebuah even bulu tangkis rutin.
"Tidak mudah memiliki komitmen, dan Milo membuktikan komitmennya dengan turut membantu memfasilitasi mengembangkan dunia bulutangkis Tanah Air," kata dia.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: