PEPARNAS - Kontingen Papua, Sumut dan Kalsel saling salip
21 Oktober 2016 23:01 WIB
Emas Tenis Tunggal Putra. Papua Petenis Papua Maryanta (kanan) bersalaman dengan petenis Kaltim Erwin S seusai bertanding dalam final tenis lapangan kursi roda tunggal putra quad Peparnas XV di Lapangan Tenis Indoor Siliwangi, Bandung, Jabar, Jumat (21/10/2016). Maryanta mendapat medali emas setelah mengalahkan Erwin dengan skor 8-1. (ANTARA/Sigid Kurniawan) ()
Bandung (ANTARA News) - Tiga kontingen Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) 2016 yakni Papua, Sumatera Utara dan Kalimantan Selatan terlibat saling salip dalam jumlah perolehan medali pada Jumat.
Papua yang pada Kamis (20/10) berada di peringkat ketiga sempat turun ke peringkat kelima klasemen perolehan medali emas Peparnas pada Jumat (21/10), namun akhirnya pada petang hari Papua kembali masuk di peringkat ketiga.
Hingga pukul 22.15 WIB, Papua menempati peringkat ketiga dengan 34 medali emas, 18 perak dan 19 perunggu. Sumatera Utara di peringkat keempat dengan 32 emas, 35 perak dan 17 perunggu, serta Kalimantan Selatan 30 emas, 23 perak dan 20 perunggu.
Di bawahnya, Riau dan Kalimantan Timur juga mengancam dengan selisih tipis jumlah medali emas keduanya yakni 29-28 medali emas sehingga tetap meramaikan persaingan di lima besar.
Pasalnya, pada tiga hari terakhir pelaksanaan pertandingan Peparnas 2016 masih menyisakan 132 medali emas di 132 nomor pertandingan di sekitar 12 cabang olahraga yang masih menggelar pertandingan.
Potensi saling salip diantara keempat kontingen itu cukup besar karena selisih medali mereka cukup rapat. Sumut dan Kalsel memiliki jumlah medali perak lebih banyak dari Papua yakni 35 dan 23 medali. Papua hingga saat ini mengumpulkan 18 medali perak, sehingga harus menjaga trend emas untuk tidak tersalip pesaingnya itu.
Sementara itu tuan rumah Jawa Barat sudah diambang menjadi juara umum Peparnas 2016. Jabar saat ini mengumpulkan 154 medali emas, 87 perak dan 63 perunggu.
Jumlah itu terpaut hampir seratus medali emas dengan Jawa Tengah yang hingga Jumat malam baru mengemas 59 medali emas, 61 perak dan 47 perunggu.
Berdasarkan data nomor pertandingan dan jumlah medali emas yang tersisa sekitar 132 medali emas, hanya keajaiban yang bisa membuat Jawa Tengah bisa mengejar perolehan medali emas Jabar.
Kendati menyisakan sekitar 132 medali emas tersisa, namun Jawa Barat masih menyisakan nomor unggulan di sana seperti di atletik, tenis meja, catur, sepak bola, bulu tangkis dan cabang lainnya.
Kontingen Jabar sendiri tinggal menunggu waktu untuk menjadi juara umum. Selain itu tim Peparnas Jabar juga telah mencatat sejarah dan rekor meraih medali emas terbanyak sepanjang keikutsertaanya di ajang Peparnas yakni 154, atau dari jumlah medali yang diraih juga merupakan raihan fenomenal dengan 304 medali, akumulasi dari emas, perak dan perunggu.
Kontingen Peparnas Jawa Barat seolah tak mau kalah dari Kontingen PON 2016 Jabar, dengan sama-sama mencatat raihan medali yang sugnifikan dan terpaut jauh dari para pesaingnya.
Sementara itu daerah pesaing Jabar lainya, Jatim dan DKI Jakarta hingga hagi keenam Peparnas 2016 masih berada di peringkat kesepuluh dan kesebelas. Jatim meraih 12 medali emas, 13 perak dan 13 perunggu.
Sedangkan DKI Jakarta baru meraih sebelas medali emas, empat perak dan 14 perunggu.
Sementara itu tiga kontingen belum mendapatkan medali perunggu sekalipun yakni Papua Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara.
Pemecah Rekor Dijamu
Sementara itu puluhan atlet pemecah rekor pada ajang Peparnas 2016 Jabar mendapat dijamu oleh Gubernur Jawa Barat H Ahmad Heryawan yang juga Ketua Umum PB PON dan Peparnas 2016 Jabar berupa kopi dan teh khas Priangan Jawa Barat. Jamuan diberikan dalam acara "Ngopi & Ngeteh, Jamuan Gubernur Bagi Paralimpian Pemecah Rekor Peparnas XV 2016", di Media Center Peparnas XV.
Setelah mengupas jauh tentang kopi priangan atau Java Preanger, gubernur yang akrab disapa Kang Aher ini langsung menyuguhkan kopi kepada para pemecah rekor tersebut.
Lifter paralimpia nasional peraih medali perunggu angkat berat di Paralympic Games 2016 di Rio de Jeneiro Ni Nengah Widiasih dari Bali mendapat sajian pertama dari orang nomor satu di Jawa Barat itu.
Kopi tersebut merupakan hasil racikan sang gubernur yang dibuatnya beserta seorang Barista di panggung acara. "Ini yang pertama, akan saya berikan ke pemecah rekor angkat besi," kata Heryawan.
Papua yang pada Kamis (20/10) berada di peringkat ketiga sempat turun ke peringkat kelima klasemen perolehan medali emas Peparnas pada Jumat (21/10), namun akhirnya pada petang hari Papua kembali masuk di peringkat ketiga.
Hingga pukul 22.15 WIB, Papua menempati peringkat ketiga dengan 34 medali emas, 18 perak dan 19 perunggu. Sumatera Utara di peringkat keempat dengan 32 emas, 35 perak dan 17 perunggu, serta Kalimantan Selatan 30 emas, 23 perak dan 20 perunggu.
Di bawahnya, Riau dan Kalimantan Timur juga mengancam dengan selisih tipis jumlah medali emas keduanya yakni 29-28 medali emas sehingga tetap meramaikan persaingan di lima besar.
Pasalnya, pada tiga hari terakhir pelaksanaan pertandingan Peparnas 2016 masih menyisakan 132 medali emas di 132 nomor pertandingan di sekitar 12 cabang olahraga yang masih menggelar pertandingan.
Potensi saling salip diantara keempat kontingen itu cukup besar karena selisih medali mereka cukup rapat. Sumut dan Kalsel memiliki jumlah medali perak lebih banyak dari Papua yakni 35 dan 23 medali. Papua hingga saat ini mengumpulkan 18 medali perak, sehingga harus menjaga trend emas untuk tidak tersalip pesaingnya itu.
Sementara itu tuan rumah Jawa Barat sudah diambang menjadi juara umum Peparnas 2016. Jabar saat ini mengumpulkan 154 medali emas, 87 perak dan 63 perunggu.
Jumlah itu terpaut hampir seratus medali emas dengan Jawa Tengah yang hingga Jumat malam baru mengemas 59 medali emas, 61 perak dan 47 perunggu.
Berdasarkan data nomor pertandingan dan jumlah medali emas yang tersisa sekitar 132 medali emas, hanya keajaiban yang bisa membuat Jawa Tengah bisa mengejar perolehan medali emas Jabar.
Kendati menyisakan sekitar 132 medali emas tersisa, namun Jawa Barat masih menyisakan nomor unggulan di sana seperti di atletik, tenis meja, catur, sepak bola, bulu tangkis dan cabang lainnya.
Kontingen Jabar sendiri tinggal menunggu waktu untuk menjadi juara umum. Selain itu tim Peparnas Jabar juga telah mencatat sejarah dan rekor meraih medali emas terbanyak sepanjang keikutsertaanya di ajang Peparnas yakni 154, atau dari jumlah medali yang diraih juga merupakan raihan fenomenal dengan 304 medali, akumulasi dari emas, perak dan perunggu.
Kontingen Peparnas Jawa Barat seolah tak mau kalah dari Kontingen PON 2016 Jabar, dengan sama-sama mencatat raihan medali yang sugnifikan dan terpaut jauh dari para pesaingnya.
Sementara itu daerah pesaing Jabar lainya, Jatim dan DKI Jakarta hingga hagi keenam Peparnas 2016 masih berada di peringkat kesepuluh dan kesebelas. Jatim meraih 12 medali emas, 13 perak dan 13 perunggu.
Sedangkan DKI Jakarta baru meraih sebelas medali emas, empat perak dan 14 perunggu.
Sementara itu tiga kontingen belum mendapatkan medali perunggu sekalipun yakni Papua Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara.
Pemecah Rekor Dijamu
Sementara itu puluhan atlet pemecah rekor pada ajang Peparnas 2016 Jabar mendapat dijamu oleh Gubernur Jawa Barat H Ahmad Heryawan yang juga Ketua Umum PB PON dan Peparnas 2016 Jabar berupa kopi dan teh khas Priangan Jawa Barat. Jamuan diberikan dalam acara "Ngopi & Ngeteh, Jamuan Gubernur Bagi Paralimpian Pemecah Rekor Peparnas XV 2016", di Media Center Peparnas XV.
Setelah mengupas jauh tentang kopi priangan atau Java Preanger, gubernur yang akrab disapa Kang Aher ini langsung menyuguhkan kopi kepada para pemecah rekor tersebut.
Lifter paralimpia nasional peraih medali perunggu angkat berat di Paralympic Games 2016 di Rio de Jeneiro Ni Nengah Widiasih dari Bali mendapat sajian pertama dari orang nomor satu di Jawa Barat itu.
Kopi tersebut merupakan hasil racikan sang gubernur yang dibuatnya beserta seorang Barista di panggung acara. "Ini yang pertama, akan saya berikan ke pemecah rekor angkat besi," kata Heryawan.
Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: