Bandung (ANTARA News) - Mulai dari peralatan hingga prosesi masuknya atlet ke arena pertandingan panahan di Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/2016 Jawa Barat dibuat layaknya dalam kejuaraan dunia atau Archery World Cup.

"Pendukungan peralatan dalam pertandingan, sudah bertaraf internasional. Semuanya dengan digital. Papan perhitungan skor sudah digital, sudah seperti dalam pertandingan internasional," kata dewan hakim cabang olahraga, Himawan Abdurachman kepada ANTARA News di GOR Padjajaran, Bandung, Jumat siang.

Dia mengatakan kondisi ini merupakan salah satu bentuk apresiasi pada atlet difabel, tak mendiskriminasikan mereka dari atlet pada umumnya.

"Kami ingin memberikan apresiasi pada atlet difabel, dengan disamakan dengan atlet lainnya," tutur dia.

Selain peralatan yang serba digital, prosesi masuknya atlet ke arena juga layaknya dalam kejuaraan dunia. Para atlet memasuki arena pertandingan melewati pagar khusus. Mereka lalu bersiap di shooting line masing-masing.

"Sistem pertandingan, prosesinya ada pagar. Wasit-wasit ada tempat khusus, kemudian sistem komunikasi juga sudah sangat baik. Atlet menembak, angkanya keluar dengan sistem digital. Wasit lalu memeriksa apakah yang keluar benar, lalu dikomunikasikan," ujar Himawan.

Soal busur, tak ada perbedaan dari atlet panahan pada umumnya. Masing-masing atlet menggunakan busur sesuai kategori dan kondisi tubuhnya.