PEPARNAS - Pemain goalball harus punya pendengaran tajam
20 Oktober 2016 20:26 WIB
Pemain goalball Kaltim mencoba menghalau bola pada babak penyisihan melawan tim Sumut kategori putra cabang olahraga Goalball Peparnas XV di GOR Laga Tangkas Arcamanik, Bandung, Jawa Barat, Rabu (19/10/2016). (ANTARA /Muhammad Adimaja)
Bandung (ANTARA News) - Ditujukan untuk mereka yang memiliki keterbatasan penglihatan, goalball, mengharuskan pemainnya memiliki pendengaran yang tajam.
Asisten pelatih goalball untuk kontingen Yogyakarta, Azizul Alimuddin Hanafiah mengatakan selain pendengaran kuat, pemain juga harus tahan banting.
"Pemain harus indera pendengarannya kuat, kuat badannya, harus tahan banting, untuk menjatuhkan badan sehingga peluang tertutup lebih banyak (lawan)," ujar Aziz saat ditemui di sela penyelenggaraan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/2016 di GOR Laga Tangkas Arcamanik, Bandung, Kamis sore.
Hal ini diamini asisten pelatih kontingen Sumatera Selatan, Saparuddin Gultom. Menurut dia, penyandang tuna netra umumnya memiliki kemampuan mendengar yang tajam.
"Kemauan mereka gigih, orang tuna netra semangatnya tinggi. Kekuatan tangan dan telinga luar biasa," kata dia dalam kesempatan berbeda.
Salah seorang pemain goalball asal Yogyakarta, Ristanto Darmawan (17) mengaku mendengar arah datangnya bola menjadi kesulitan utama sepanjang pertandingan.
"Untuk jatuhin (badan) bukannya takut, kadang mendengar bolanya telat. Bola sudah dekat kita baru dengar, tidak lebih cepat dari bolanya," kata dia.
Selain itu, lanjut Saparuddin, dasar penting goalball adalah kemampuan melempar bola tepat ke arah gawang. Biasanya, mereka yang rutin latihan, sekitar satu hingga tiga bulan mampu menguasai dasar itu.
"Kami latih, 3 meter dari gawang. Mereka itu terbiasa dilatih. Ingatannya kuat. Memang itu kelebihan orang tuna netra," tutur dia.
Asisten pelatih goalball untuk kontingen Yogyakarta, Azizul Alimuddin Hanafiah mengatakan selain pendengaran kuat, pemain juga harus tahan banting.
"Pemain harus indera pendengarannya kuat, kuat badannya, harus tahan banting, untuk menjatuhkan badan sehingga peluang tertutup lebih banyak (lawan)," ujar Aziz saat ditemui di sela penyelenggaraan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/2016 di GOR Laga Tangkas Arcamanik, Bandung, Kamis sore.
Hal ini diamini asisten pelatih kontingen Sumatera Selatan, Saparuddin Gultom. Menurut dia, penyandang tuna netra umumnya memiliki kemampuan mendengar yang tajam.
"Kemauan mereka gigih, orang tuna netra semangatnya tinggi. Kekuatan tangan dan telinga luar biasa," kata dia dalam kesempatan berbeda.
Salah seorang pemain goalball asal Yogyakarta, Ristanto Darmawan (17) mengaku mendengar arah datangnya bola menjadi kesulitan utama sepanjang pertandingan.
"Untuk jatuhin (badan) bukannya takut, kadang mendengar bolanya telat. Bola sudah dekat kita baru dengar, tidak lebih cepat dari bolanya," kata dia.
Selain itu, lanjut Saparuddin, dasar penting goalball adalah kemampuan melempar bola tepat ke arah gawang. Biasanya, mereka yang rutin latihan, sekitar satu hingga tiga bulan mampu menguasai dasar itu.
"Kami latih, 3 meter dari gawang. Mereka itu terbiasa dilatih. Ingatannya kuat. Memang itu kelebihan orang tuna netra," tutur dia.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: