Samsung gandeng developer lokal kembangkan Tizen
19 Oktober 2016 23:17 WIB
Vice President PT Samsung Research and Development Institute Indonesia, Alfred Boediman (kiri), tiga pemenang Indonesia Next Apps 3.0 kategori Gear VR challenge (tengah), dan Presiden Samsung Electronics Indonesia, Jaehoon Kwon, dalam pengumuman pemenang Indonesia Next Apps 3.0 disela peluncuran Samsung Z2, di Jakarta, Rabu (19/10/2016). (ANTARA News/ Arindra Meodia)
Jakarta (ANTARA News) - Marketing Director IT & Marketing Samsung Electronics Indonesia, Vebbyna Kaunang, mengatakan bahwa Samsung melakukan lokalisasi untuk mengembangkan platform Tizen di Indonesia.
"Ada yang sangat unik dan menarik di Indonesia yaitu talent. Kami memiliki kompetisi untuk developer yaitu Indonesia Next Apps mulai 2014," kata dia, dalam peluncuran Samsung Z2, di Jakarta, Rabu.
"Yang membedakan pada tahun ke tiga ink untuk pertama kalinya Samsung menantang developer mengembangkan OS baru Tizen," sambung dia.
Vebbyna mengatakan aktivitas kompetisi Indonesia Next Apps 3.0 telah dimulai sejak pertengahan Juli hingga pertengahan September.
"Kami melakukan workshop keliling enam kota di Indonesia dan coaching agar mereka tahu lebih banyak tentang Tizen," ujar dia.
Untuk mengembangkan aplikasi Tizen, kompetisi tersebut terdiri dari tiga kategori yaitu smartphone (Samsung Z2), perangkat yang dapat digunakan atau wearable (Gear S2), dan Virtual Reality (Gear VR).
"Kami melibatkan 600 orang developer dari seluruh Indonesia, dan kami menerima lebih dari 200 pengajuan aplikasi dalam waktu yang sangat singkat," kata Vebbyna.
"Kriteria pemenang antara lain user interface (UI) karena harus mudah digunakan konsumen, ide dan konsep aplikasi, termasuk ke depannya apa yang sering dipakai oleh konsumen," lanjut dia.
Lebih lanjut, Vice President PT Samsung Research and Development Institute Indonesia, Alfred Boediman, menjelaskan bahwa sistem operasi Tizen dikembangkan dengan tujuan untuk memberikan wacana baru bahwa sistem operasi bisa berkomunikasi dengan perangkat lain.
"Lite, open source dan dipake di perangkat bukan hanya smartphone, tapi juga smartwatch, smart tv," ujar Alfred.
"Ada yang sangat unik dan menarik di Indonesia yaitu talent. Kami memiliki kompetisi untuk developer yaitu Indonesia Next Apps mulai 2014," kata dia, dalam peluncuran Samsung Z2, di Jakarta, Rabu.
"Yang membedakan pada tahun ke tiga ink untuk pertama kalinya Samsung menantang developer mengembangkan OS baru Tizen," sambung dia.
Vebbyna mengatakan aktivitas kompetisi Indonesia Next Apps 3.0 telah dimulai sejak pertengahan Juli hingga pertengahan September.
"Kami melakukan workshop keliling enam kota di Indonesia dan coaching agar mereka tahu lebih banyak tentang Tizen," ujar dia.
Untuk mengembangkan aplikasi Tizen, kompetisi tersebut terdiri dari tiga kategori yaitu smartphone (Samsung Z2), perangkat yang dapat digunakan atau wearable (Gear S2), dan Virtual Reality (Gear VR).
"Kami melibatkan 600 orang developer dari seluruh Indonesia, dan kami menerima lebih dari 200 pengajuan aplikasi dalam waktu yang sangat singkat," kata Vebbyna.
"Kriteria pemenang antara lain user interface (UI) karena harus mudah digunakan konsumen, ide dan konsep aplikasi, termasuk ke depannya apa yang sering dipakai oleh konsumen," lanjut dia.
Lebih lanjut, Vice President PT Samsung Research and Development Institute Indonesia, Alfred Boediman, menjelaskan bahwa sistem operasi Tizen dikembangkan dengan tujuan untuk memberikan wacana baru bahwa sistem operasi bisa berkomunikasi dengan perangkat lain.
"Lite, open source dan dipake di perangkat bukan hanya smartphone, tapi juga smartwatch, smart tv," ujar Alfred.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: