Jakarta (ANTARA News) - Guru besar UIN Syarif Hidayatullah Prof Dr Ahmad Satori Ismail mengatakan santri bisa menjadi duta pemerintah dalam melawan propaganda radikalisme dan terorisme termasuk di dunia maya.

Selama digembleng di pesantren, santri mendapatkan pelajaran agama yang utuh, tidak hanya masalah ibadah, tapi juga akidah, akhlak, ekonomi, budaya, dan sosial.

"Latar belakang itu akan membuat peran santri dalam meluruskan paham radikal terorisme akan lebih efektif," kata Ahmad Satori di Jakarta, Rabu.

Dengan pengetahuan yang dimilikinya, menurut Ahmad Satori, santri bisa menebarkan hadits yang indah dan bagus, ayat-ayat Al Quran yang lengkap.

Dengan demikian, lanjut pengasuh sejumlah pesantren di Jawa Barat dan Banten ini, orang yang mengakses internet untuk mencari informasi keagamaan akan memperoleh pelajaran Islam yang baik.

"Seandainya dalam sehari, satu santri memposting satu ayat, satu hadits, perilaku Rasulullah SAW yang indah, itu pasti bermanfaat bagi umat agar tidak terkena virus dari kelompok radikal terorisme," katanya.

Dikatakannya, seseorang yang tidak memiliki pemahaman agama yang utuh bisa terperosok melakukan perbuatan anarkis, teroris, serta perbuatan tidak toleran lainnya apabila memperoleh informasi dari web dan akun tertentu yang mereka anggap benar, walau sebenarnya salah.

"Maka kewajiban para ulama dan ustadz, bagaimana menampilkan Islam secara utuh dan menyampaikan ajaran Islam seperti yang dibawa Rasulullah SAW, indah, lembut, penuh dengan kasih sayang," katanya.