Istanbul (ANTARA News) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan kembali bahwa negaranya akan bergabung dengan operasi untuk merebut kembali Kota Mosul di Irak dari ISIS.

"Turki punya garis perbatasan 350 kilometer dengan Irak dan selalu di bawah ancaman," kata Erdogan dalam pidato di konferensi hukum internasional di Istanbul, Senin (17/10).

Meski merupakan oposisi kuat Baghad, pemimpin Turki berikrar bahwa Ankara "akan melibatkan diri dalam operasi" dan akan siaga setelah serangan.

"Tidak mungkin bagi Turki untuk keluar dari sana," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.

Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi berikrar tidak akan mengizinkan Ankara berpartisipasi dalam serangan untuk membebaskan Mosul "dalam keadaan apa pun."

Tegangan meningkat karena keberadaan pasukan Turki di kamp Bashiqa dekat Mosul, kota terbesar kedua Irak yang jatuh ke kendali ISIS pada Juni 2014.

Senin pagi Al-Abadi mendeklarasikan awal serangan yang didukung koalisi pimpinan Amerika Serikat untuk merebut kembali ISIS. Serangan itu yang terbesar di Irak sejak penarikan pasukan Amerika Serikat tahun 2011.