Sentani (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menyatakan tidak ingin ada ketidakadilan harga bahan bakar minyak (BBM) di Papua dengan daerah lainnya.

"(Harga) BBM ada ketidakadilan, di Jawa hanya kisaran Rp7.000 di sini (Papua) ada yang sampai Rp100 ribu per liter, di Wamena Rp60-70 ribu per liter," kata Presiden saat meresmikan enam infrastruktur kelistrikan untuk Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat di Gardu Induk Waena, Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin.

Presiden menegaskan dirinya tidak bisa menerima kondisi seperti itu. "Kalau di barat harganya segitu, di sini (Papua) harusnya sama harganya," kata Jokowi.

Untuk itu, Jokowi menyatakan akan meresmikan program "Satu Harga BBM di Papua" di Dekai, Kabupaten Yahukimo, pada Selasa (18/10) besok.

"Berkaitan dengan harga BBM besuk akan saya resmikan di Yahukimo," kata Presiden.

Selain meresmikan program satu harga, Presiden juga dijadwalkan meresmikan Bandar Udara Nop Goliat Dekai.

Presiden mengakui dapat laporan dari direktur utama Pertamina jika harga BBM di Papua disamakan dengan daerah lain di wilayah barat maka BUMN minyak itu akan mengalami kerugian.

"Cari jalan keluar, saya minta harganya kurang lebih sama seperti di Jawa," tegasnya.

Presiden juga tidak ingin selisih harga tersebut ditutup dengan APBN, namun diambil keuntungan Pertamina sendiri dari disribusi daerah lainnya.

Presiden dengan telah diresmikan infrastruktur kelistrikan dan persamaan harga BBM ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Papua.