PEPARNAS - Aat Suratin sosok dibalik kepanitiaan
16 Oktober 2016 21:14 WIB
Kontingen DKI Jakarta mengikuti defile pembukaan Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) XV 2016 di Stadion Siliwangi, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (15/10/2016). (ANTARA /Maulana Surya)
Bandung (ANTARA News) - Koordinator Tim Sembilan Bidang Upacara PB PON dan Peparnas 2016, Aat Suratin, tidak bisa dipisahkan dari pergelaran megah upacara pembukaan dan penutupan PON 2016 serta meriahnya pembukaan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) 2016 Jabar.
"Itulah yang bisa kami lakukan untuk PON dan Peparnas, semoga bisa diterima oleh masyarakat Indonesia," kata Aat Suratin ketika ditemui di Stadion Siliwangi Bandung, Minggu.
Aat Suratin merupakan budayawan Jawa Barat yang banyak terlibat dalam berbagai pergelaran, dan pada saat PON dan Peparnas digelar di Jawa Barat, ia mendapatkan panggungnya bersama anggota tim sembilan lainnya yang juga seniman legendaris di bidangnya masing-masing.
Ia bersama timnya menerjemahkan tema besar "Berjaya di Tanah Legenda" ke dalam sebuah perhelatan kolosal yang melibatkan ribuan penari.
"Kami satu tim, bekerja dan bergerak berdasarkan tahapan dan skedul yang telah kami siapkan sejak lama. Proses panggung pembukaan dan penutupan PON dan Peparnas ini merupakan sebuah terjemahan dari sebuah tema besar Berjaya di Tanah Legenda," kata Aat yang juga anggota Wanadri Bandung itu.
Selain Aat Suratin yang menjadi koordinator tim sembilan, sejumlah nama lainnya adalah Erick Wiradiputra (bidang sinematografi), Iman Nuradi (manajet talent), Lalan Ramlah (koreografer), Ismet Rachmat (music director), Reza Pamungkas (manajer event), Goey Gautama (instalasi), Effendi Soen serta manager kreatif Satria Januar Akbar.
Selama persiapan pergelaran kolosal ajang olahraga itu, Aat dan kawan-kawan bermarkas di Sekretariat Bidang Upacara PB PON dan Peparnas di Jalan Cipunagara Kota Bandung.
"Banyak pengamanan dan dinamika yang kami hadapi dalam persiapan pergelaran itu. Kita harus menyatukan ribuan orang dengan sekian karakter. Kedisiplinan, kesungguhan dan komitmen untuk mensukseskan PON dan Peparnas dari mereka yang terlibat begitu besar, dan itu sangat membantu kami," kata Aat.
Tahapan persiapan pergelaran tidak selamanya berjalan mulus, ada kendala dan di luar skenario. Tapi kekompakan di tim sembilan menjadi solusi sehingga persiapan bisa kembali on scedule".
Ia mengakui tugas di ajang PON XIX/2016 merupakan momen yang tidak bisa terlupakan karena merupakan perhelatan langka di kampung halaman sendiri saat Jabar menjadi tuan rumah perhelatan itu.
Bagi Aat dan kawan-kawan, dari empat perhelatan prosesi upacara perhelatan olahraga itu, setelah pembukaan Peparnas 2016, ke depan tinggal satu perhelatan lagi yakni penutupan Peparnas 2016 yang akan digelar 24 Oktober 2016.
"Itulah yang bisa kami lakukan untuk PON dan Peparnas, semoga bisa diterima oleh masyarakat Indonesia," kata Aat Suratin ketika ditemui di Stadion Siliwangi Bandung, Minggu.
Aat Suratin merupakan budayawan Jawa Barat yang banyak terlibat dalam berbagai pergelaran, dan pada saat PON dan Peparnas digelar di Jawa Barat, ia mendapatkan panggungnya bersama anggota tim sembilan lainnya yang juga seniman legendaris di bidangnya masing-masing.
Ia bersama timnya menerjemahkan tema besar "Berjaya di Tanah Legenda" ke dalam sebuah perhelatan kolosal yang melibatkan ribuan penari.
"Kami satu tim, bekerja dan bergerak berdasarkan tahapan dan skedul yang telah kami siapkan sejak lama. Proses panggung pembukaan dan penutupan PON dan Peparnas ini merupakan sebuah terjemahan dari sebuah tema besar Berjaya di Tanah Legenda," kata Aat yang juga anggota Wanadri Bandung itu.
Selain Aat Suratin yang menjadi koordinator tim sembilan, sejumlah nama lainnya adalah Erick Wiradiputra (bidang sinematografi), Iman Nuradi (manajet talent), Lalan Ramlah (koreografer), Ismet Rachmat (music director), Reza Pamungkas (manajer event), Goey Gautama (instalasi), Effendi Soen serta manager kreatif Satria Januar Akbar.
Selama persiapan pergelaran kolosal ajang olahraga itu, Aat dan kawan-kawan bermarkas di Sekretariat Bidang Upacara PB PON dan Peparnas di Jalan Cipunagara Kota Bandung.
"Banyak pengamanan dan dinamika yang kami hadapi dalam persiapan pergelaran itu. Kita harus menyatukan ribuan orang dengan sekian karakter. Kedisiplinan, kesungguhan dan komitmen untuk mensukseskan PON dan Peparnas dari mereka yang terlibat begitu besar, dan itu sangat membantu kami," kata Aat.
Tahapan persiapan pergelaran tidak selamanya berjalan mulus, ada kendala dan di luar skenario. Tapi kekompakan di tim sembilan menjadi solusi sehingga persiapan bisa kembali on scedule".
Ia mengakui tugas di ajang PON XIX/2016 merupakan momen yang tidak bisa terlupakan karena merupakan perhelatan langka di kampung halaman sendiri saat Jabar menjadi tuan rumah perhelatan itu.
Bagi Aat dan kawan-kawan, dari empat perhelatan prosesi upacara perhelatan olahraga itu, setelah pembukaan Peparnas 2016, ke depan tinggal satu perhelatan lagi yakni penutupan Peparnas 2016 yang akan digelar 24 Oktober 2016.
Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: