Makassar (ANTARA News) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam kuliah umum yang dihadiri ribuan sivitas akademika di Universitas Islam Makassar (UIM) mengungkapkan penurunan impor jagung hingga mencapai 60 persen.

"Hasil dari kerja keras kita selama ini Alhamdullillah ada tanda-tanda baik, dan khusus jagung, bahkan impor jagung turun 60 persen. Ini tentu begitu ektrim turunnya," katanya di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu.

Ia mengemukakan, selain impor jagung yang angkanya menukik tajam, juga terjadi hal positif terhadap beberapa komoditi lain, diantaranya cabe tidak impor dan bawang yang sebelumnya impor kini justru bisa melakukan ekspor.

Terkait penurunan impor jagung, ia menilai, angka saat ini merupakan yang tertinggi selama Indonesia merdeka.

Ia menjelaskan, salah satu hal yang membuat impor bawang juga bisa menurun drastik karena adanya perubahan kebijakan dengan mencabut aturan akhir musim (off-season) penanaman bawang, sehingga produksinya meningkat tajam.

Selain itu, ia mengemukakan, pemerintah melakukan revolusi di berbagai sektor, termasuk di Kementerian Pertanian mulai dari revolusi sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, dan ekspor-impor yang kini mampu dikendalikan.

Artinya, menurut dia, untuk masalah impor tentu harus sesuai dengan tingkat keutuhan, bukan dasar keinginan sekelompok orang yang ingin mengambil keuntungan besar dari kebijakan pemerintah dalam melakukan impor.

Dirinya juga tidak ragu memberikan nasehat bagi orang yang mencoba merayu agar mengeluarkan kebijakan melakukan impor komoditi.

Menurut dia, soal rejeki itu sudah ditetapkan Allah SWT dan sudah banyak pintu atau cara untuk mendapatkannya, sehingga tidak perlu kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN).

"Jadi, soal itu ataupun lainnya itu tidak boleh dilakukan. Kita impor memang karena kebutuhan bukan karena masalah lain," demikian Andi Amran Sulaiman.