Indonesia sampaikan belasungkawa atas berpulangnya Raja Bhumibol Adulyadej
14 Oktober 2016 16:15 WIB
Dokumentasi Raja Thailand, Raja Bhumibol Adulyadej, saat kembali ke rumah sakit Siriraj, setelah mengikuti upacara di Balai Kerajaan Anatasamakom, di Bangkok, 5 Desember 2012. (REUTERS/Kerek Wongsa)
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia menyampaikan ucapan belasungkawa atas berpulangnya Raja Thailand, Raja Bhumibol Adulyadej, di Bangkok, Kamis, 13 Oktober 2016.
"Indonesia menyampaikan duka cita yang mendalam atas berpulangnya Yang Mulia Raja Thailand Raja Bhumibol Adulyadej," kata pernyataan pers Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Jumat.
"Indonesia mendoakan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Penyayang memberikan kedamaian kepada Raja Bhumibol Adulyadejserta memberikan ketabahan dan kekuatan kepada seluruh keluarga kerajaan dalam menghadapi duka ini," kata pernyataan pers tersebut.
Pemerintah Indonesia menyampaikan bahwa ASEAN dan dunia akan merasa kehilangan dengan berpulangnya Raja Bhumibol Adulyadej yang sangat dihormati dan dicintai rakyatnya.
"Thailand merupakan Saudara Indonesia di ASEAN," ujar pihak Kementerian Luar Negeri.
Pemerintah Indonesia memandang Raja Bhumibol Adulyadejdari dari Dinasti Chakri sebagai negarawan yang dekat dengan rakyatnya, yang telah membawa persatuan, pembaharuan dan kesejahteraan bagi rakyat Thailand.
Raja Bhumibol Adulyadej sebagai penguasa terlama kerajaan di dunia, yang meninggal dalam ketenangan, Kamis, memiliki reputasi memulihkan pengaruh keluarga kerajaan Thailand selama 70 tahun bertahta dan mengabdi kepada rakyat.
Bagi sebagian besar dari 68 juta rakyat negara itu, Raja --yang menjadi pilar stabilitas perubahan dalam waktu cepat-- menggalakkan industrialisasi selama memerintah, namun juga menyaksikan demokrasi parlementer diselingi 10 kudeta militer, yang terkini terjadi pada Mei 2014.
Raja Bhumibol yang juga bergelar Rama IX, naik tahta pada 9 Juni 1946, dipandang sebagai kekuatan pemersatu dan sejak lama memperhatikan ketegangan politik, yang memecah-belah Thailand pada dasawarsa lalu, memburuk setelah kematiannya.
"Indonesia menyampaikan duka cita yang mendalam atas berpulangnya Yang Mulia Raja Thailand Raja Bhumibol Adulyadej," kata pernyataan pers Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Jumat.
"Indonesia mendoakan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Penyayang memberikan kedamaian kepada Raja Bhumibol Adulyadejserta memberikan ketabahan dan kekuatan kepada seluruh keluarga kerajaan dalam menghadapi duka ini," kata pernyataan pers tersebut.
Pemerintah Indonesia menyampaikan bahwa ASEAN dan dunia akan merasa kehilangan dengan berpulangnya Raja Bhumibol Adulyadej yang sangat dihormati dan dicintai rakyatnya.
"Thailand merupakan Saudara Indonesia di ASEAN," ujar pihak Kementerian Luar Negeri.
Pemerintah Indonesia memandang Raja Bhumibol Adulyadejdari dari Dinasti Chakri sebagai negarawan yang dekat dengan rakyatnya, yang telah membawa persatuan, pembaharuan dan kesejahteraan bagi rakyat Thailand.
Raja Bhumibol Adulyadej sebagai penguasa terlama kerajaan di dunia, yang meninggal dalam ketenangan, Kamis, memiliki reputasi memulihkan pengaruh keluarga kerajaan Thailand selama 70 tahun bertahta dan mengabdi kepada rakyat.
Bagi sebagian besar dari 68 juta rakyat negara itu, Raja --yang menjadi pilar stabilitas perubahan dalam waktu cepat-- menggalakkan industrialisasi selama memerintah, namun juga menyaksikan demokrasi parlementer diselingi 10 kudeta militer, yang terkini terjadi pada Mei 2014.
Raja Bhumibol yang juga bergelar Rama IX, naik tahta pada 9 Juni 1946, dipandang sebagai kekuatan pemersatu dan sejak lama memperhatikan ketegangan politik, yang memecah-belah Thailand pada dasawarsa lalu, memburuk setelah kematiannya.
Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: