Rupiah Jumat pagi menguat 32 poin
14 Oktober 2016 11:23 WIB
Ilustrasi - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat sebesar 32 poin menjadi Rp13.033, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.065 per dolar AS.(ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat sebesar 32 poin menjadi Rp13.033, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.065 per dolar AS.
"Dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah seiring sebagian pelaku pasar melakukan aksi ambil untung setelah mata uang Amerika Serikat mengalami rally penguatan," kata Kepala riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan bahwa meski dolar AS melemah, namun terbatas dikarenakan masih didukung oleh potensi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Fed Fund Rate) sebelum akhir tahun ini.
"Dolar AS masih mendapatkan dukungan dari hasil pertemuan kebijakan The Fed pada September lalu yang mempertimbangkan untuk kenaikan suku bunga jika ekonomi Amerika Serikat terus menguat," tuturnya.
Ia mengharapkan bahwa pelaku pasar tetap waspada mengingat perhatian pasar kembali tertuju pada data klaim pengangguran di Amerika Serikat yang akan dirilis pada akhir pekan ini.
"Jika jumlah klaim pengangguran secara mingguan masih di bawah 300.000 klaim, itu merupakan salah satu indikator pasar tenaga kerja AS masih kuat," ucapnya.
Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa secara umum performa rupiah masih jauh lebih baik dibanding kurs rekan dagang di kawasan yang cenderung bervariasi.
"Sentimen positif domestik masih menjaga daya tarik aset berdenominasi rupiah sehingga mempertahankan ketersediaan likuiditas dolar AS yang masuk," imbuhnya.
"Dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah seiring sebagian pelaku pasar melakukan aksi ambil untung setelah mata uang Amerika Serikat mengalami rally penguatan," kata Kepala riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan bahwa meski dolar AS melemah, namun terbatas dikarenakan masih didukung oleh potensi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Fed Fund Rate) sebelum akhir tahun ini.
"Dolar AS masih mendapatkan dukungan dari hasil pertemuan kebijakan The Fed pada September lalu yang mempertimbangkan untuk kenaikan suku bunga jika ekonomi Amerika Serikat terus menguat," tuturnya.
Ia mengharapkan bahwa pelaku pasar tetap waspada mengingat perhatian pasar kembali tertuju pada data klaim pengangguran di Amerika Serikat yang akan dirilis pada akhir pekan ini.
"Jika jumlah klaim pengangguran secara mingguan masih di bawah 300.000 klaim, itu merupakan salah satu indikator pasar tenaga kerja AS masih kuat," ucapnya.
Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa secara umum performa rupiah masih jauh lebih baik dibanding kurs rekan dagang di kawasan yang cenderung bervariasi.
"Sentimen positif domestik masih menjaga daya tarik aset berdenominasi rupiah sehingga mempertahankan ketersediaan likuiditas dolar AS yang masuk," imbuhnya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: