Bandung (ANTARA News) - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly mengungkapkan, praktik pungutan liar di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) masih terjadi terhadap keluarga pengunjung warga binaan, sehingga harus secepatnya diberantas.
"Permainan-permainan di Lapas memang masih ada, kunjungan yang banyak sering dimanfaatkan oknum," kata Yasonna usai menggelar Upacara Jambore Narapidana Untuk Kemanusiaan di Lapang Merdeka, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis.
Ia mengakui praktik pungutan liar oleh oknum petugas Lapas masih terjadi pada waktu kunjungan keluarga dari warga binaan.
"Seperti waktu berkunjung keluarga ke Lapas," katanya.
Petugas yang melakukan pungutan liar itu, kata dia, akan mendapatkan sanksi tegas sesuai aturan yang berlaku.
Yasonna menegaskan pelayanan publik bebas pungutan sudah harus diterapkan dan sudah menjadi perhatian Presiden Indonesia Joko Widodo.
"Semuanya akan kami perbaiki satu per satu sesuai permintaan Presiden," katanya.
Ia menyampaikan upaya menghapus praktik pungutan liar di Kemenkumham salah satunya dengan cara menerapkan sistem pelayanan online.
Menurut dia pelayanan publik yang berbentuk langsung harus dihindari agar tidak terjadi pungutan liar.
"Kalau langsung potensi punglinya ada, maka akan diarahkan ke sistem online," katanya.
Ia menambahkan beberapa pelayanan publik di Kemenkumham sudah diterapkan sistem online seperti pembuatan paspor.
Menurut dia pelayanan secara online itu mampu mencegah praktik pungutan liar yang dilakukan oleh oknum petugas.
"Pembuatan paspor contohnya sudah relatif bersih," katanya.
Menkumham : praktik pungutan di Lapas masih terjadi
13 Oktober 2016 19:19 WIB
Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly (ANTARA /Dewi Fajriani)
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: