Beijing (ANTARA News) - Sebuah stasiun televisi di China meminta maaf seusai menayangkan sebuah peta pada acara pencarian bakat yang tidak mmasukkan Pulau Formosa atau Taiwan, yang menjadi salah satu isu politik paling sensitif bagi Beijing.

China belum pernah berhenti menggunakan kekuatan untuk mengembalikan Taiwan yang demokratis ke bawah kendalinya. China menganggap Taiwan sebagai bagian tak terpisahkan dari negaranya. Pasukan Nasionalis yang kalah lari ke Taiwan di akhir perang saudara pada 1949.

Semua peta yang diterbitkan di China diharuskan memperlihatkan Taiwan sebagai salah satu provinsi di negara tersebut.

Namun di sebuah acara pencarian bakat untuk warga negara asing yang sedang mempelajari bahasa China di Stasiun TV Hunan, Minggu (9/10), peta yang ditayangkan sebagai latar belakang hanya diwarnai merah pada wilayah China sedangkan Taiwan ditandai dengan warna putih, demikian menurut laporan di laman resmi Peoples Daily.

Pada pernyataan resminya pada Selasa (11/10), Stasiun TV Hunan meminta maaf, mereka menunjuk kesalahan ada pada perusahaan alih daya serta kesalahan petugas internal yang tidak memperhatikan masalah tersebut sebelum disiarkan.

"Kami meminta maaf sedalam dalamnya atas kejadian peta bermasalah ini dan sangat sangat menyesalinya," mereka mengatakan.

Semua pegawai di stasiun TV tersebut yakin dengan kepercayaan mereka bahwa Taiwan adalah bagian dari China dan menentang segala bentuk separatisme di negara tersebut, mereka menambahkan.

Semua pihak yang bertanggung jawab atas kesalahan tersebut sudah dihukum, kata TV Hunan tanpa meberikan keterangan rinci, serta mendapat "kritik tajam".

Hubungan antara China dan Taiwan memburuk sejak Tsai Ing-Wen dari Partai Progresif Demokratis, yang pro kemerdekaan, terpilih sebagai presiden Januari lalu.

Walaupun Tsai telah berjanji untuk menjaga perdamaian dengan China, Beijing curiga bahwa ia ingin mendorong pulau tersebut sebagai negara merdeka secara resmi, demikian Reuters.

(R029)