Penurunan mutu lingkungan adalah aksi manusia
13 Oktober 2016 04:39 WIB
ilustrasi: Peningkatan Titik Api Di Kalbar Foto udara kebakaran lahan yang diambil dari Heli Bell 412 milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Kamis (25/8/2016). Berdasarkan pantauan satelit Terra/Aqua (LAPAN) terjadi peningkatan titik api dari 275 (11-17 Agustus) menjadi 490 titik api (18-24 Agustus) yang disebabkan oleh kebakaran lahan di wilayah Kalbar. (ANTARA /Jessica Helena Wuysang) ()
Manado (ANTARA News) - Rektor Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado Prof Dr Ellen Kumaat mengatakan penurunan mutu lingkungan hidup saat ini adalah reaksi alam atas aksi manusia itu sendiri.
"Cara pandang atau paradigma yang menempatkan manusia di luar atau di atas alam ini harus di bayar mahal dengan segala konsekuensi penurunan mutu lingkungan hidup yang terjadi, termasuk pemanasan global, polusi penipisan ozon serta perubahan iklim," kata Ellen usai kuliah umum di Manado, Rabu.
Dengan kata lain, katanya, apa yang terjadi sesungguhnya adalah reaksi alam atas aksi manusia (hukum interaksi).
Tekanan yang diberikan, katanya, semakin berat sementara daya dukung lingkungan semakin melemah.
"Pendidikan disini harus lebih ditekankan pada antisipasi dan prevensi, dengan kata lain memitigasi peluang terjadinya bencana," katanya.
Jika strategi ini diperkuat maka strategi lainnya seperti adaptasi yang sangat mahal dapat diperkecil.
Dia menjelaskan penanganan yang tersistem serta melibatkan semua pihak akan dapat melahirkan reaksi yang cerdas dan tepat sasaran.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei dalam kuliah umum ini mengambil tema Kebijakan dan strategi penanggulangan bencana.
"Cara pandang atau paradigma yang menempatkan manusia di luar atau di atas alam ini harus di bayar mahal dengan segala konsekuensi penurunan mutu lingkungan hidup yang terjadi, termasuk pemanasan global, polusi penipisan ozon serta perubahan iklim," kata Ellen usai kuliah umum di Manado, Rabu.
Dengan kata lain, katanya, apa yang terjadi sesungguhnya adalah reaksi alam atas aksi manusia (hukum interaksi).
Tekanan yang diberikan, katanya, semakin berat sementara daya dukung lingkungan semakin melemah.
"Pendidikan disini harus lebih ditekankan pada antisipasi dan prevensi, dengan kata lain memitigasi peluang terjadinya bencana," katanya.
Jika strategi ini diperkuat maka strategi lainnya seperti adaptasi yang sangat mahal dapat diperkecil.
Dia menjelaskan penanganan yang tersistem serta melibatkan semua pihak akan dapat melahirkan reaksi yang cerdas dan tepat sasaran.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei dalam kuliah umum ini mengambil tema Kebijakan dan strategi penanggulangan bencana.
Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: