Premium mulai "menghilang" di Bangka Tengah
13 Oktober 2016 04:11 WIB
ilustrasi: Rencana Pemotongan Subsidi Solar Petugas mengisi BBM salah satu mobil konsumen di salah satu SPBU, Jakarta, Senin (28/3/16). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan) ()
Koba (ANTARA News) - Bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mulai "menghilang" dan masyarakat secara perlahan juga sudah terbiasa menggunakan pertalite.
Pantauan Antara di beberapa SPBU di Koba, Rabu, menunjukkan antrean panjang kendaraan mengisi pertalite, sementara tempat pengisian BBM jenis premium tampak ditutup karena persediaan habis.
Sementara di beberapa kios yang biasanya menjual premium mengaku sudah sulit mendapatkan BBM jenis tersebut di SPBU karena pihak Pertamina sudah mengurangi pasokan.
"Sulit mendapatkan premium sekarang karena pihak SPBU lebih mengutamakan menjual pertalite dan mengurangi stok premium," kata seorang warga pengecer BBM, Randi.
Ia mengatakan akan berhenti menjual premium dan beralih ke pertalite yang harganya lebih mahal.
"Kalau premium benar-benar hilang maka suka ataupun tidak saya akan jual pertalite saja walapun harganya sedikit lebih mahal," ujarnya.
Sementara Gusti, warga lainnya mengaku antrean untuk mendapatkan pertalite di SPBU mulai panjang dan premium mulai menghilang.
"Saya sekarang sudah beralih ke pertalite, karena katanya lebih hemat dan mesin kendaraan lebih awet, namun sampai sekarang saya belum begitu merasakan kelebihan menggunakan pertalite ini," ujarnya.
Pantauan Antara di beberapa SPBU di Koba, Rabu, menunjukkan antrean panjang kendaraan mengisi pertalite, sementara tempat pengisian BBM jenis premium tampak ditutup karena persediaan habis.
Sementara di beberapa kios yang biasanya menjual premium mengaku sudah sulit mendapatkan BBM jenis tersebut di SPBU karena pihak Pertamina sudah mengurangi pasokan.
"Sulit mendapatkan premium sekarang karena pihak SPBU lebih mengutamakan menjual pertalite dan mengurangi stok premium," kata seorang warga pengecer BBM, Randi.
Ia mengatakan akan berhenti menjual premium dan beralih ke pertalite yang harganya lebih mahal.
"Kalau premium benar-benar hilang maka suka ataupun tidak saya akan jual pertalite saja walapun harganya sedikit lebih mahal," ujarnya.
Sementara Gusti, warga lainnya mengaku antrean untuk mendapatkan pertalite di SPBU mulai panjang dan premium mulai menghilang.
"Saya sekarang sudah beralih ke pertalite, karena katanya lebih hemat dan mesin kendaraan lebih awet, namun sampai sekarang saya belum begitu merasakan kelebihan menggunakan pertalite ini," ujarnya.
Pewarta: Ahmadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: