Transaksi TEI 2016 diharapkan tembus satu miliar dolar
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (ketiga kiri), Menko Perekonomian Darmin Nasution (kedua kiri), Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kiri) mengamati hasil kerajinan yang dipamerkan di Trade Expo Indonesia (TEI) 2016 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (12/10). Dalam pameran produk-produk unggulan Indonesia TEI 2016 tersebut juga menjadi momentum bagi para pengusaha dalam dan luar negeri mendapatkan berbagai produk unggulan serta menjadi ajang pertukaran informasi mengenai produk buatan Indonesia. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/nz/16)
"Pada tahun 2015, transaksi sebesar 909 juta dolar AS termasuk jasa. Saya mengharapkan kita bisa mencapai satu miliar dolar AS, atau minimal sama dengan tahun lalu. Itu transaksi termasuk jasa. Jika sekarang turun dibawah tahun lalu, itu agak berat. Tidak mudah," kata Enggartiasto disela-sela gelaran gladi bersih TEI 2016, di Jiexpo Kemayoran, Selasa malam.
Enggartiasto menjelaskan, sesungguhnya selama ini transaksi TEI dari tahun ke tahun mengalami penurunan dengan berbagai macam penyebab. Salah satunya adalah kondisi perekonomian dunia yang mengalami perlambatan sejak tahun 2012.
"Hampir di seluruh dunia dengan kondisi ekonomi yang melambat pada tahun 2012, transaksi TEI itu menurun. Sekarang, ekonomi kita masih melambat, akan tetapi upaya harus ekstra agar tidak terus menurun, paling tidak harus stop. Dan dari titik tersebut saya ingin angka sedikit demi sedikit," ujar Enggartiasto.
Enggartiasto menambahkan, gelaran TEI atau berbagai macam bentuk promosi jangan hanya dianggap transaksi langsung. Akan tetapi nantinya akan memberikan dampak yang berkepanjangan setelah gelaran pameran tersebut.
"Jadi dalam TEI ini ada dua, berapa direct sales dan nantinya harus berkelanjutan. Karena promosi hanya untuk lebih mengenalkan produk saja, sementara yang harus dilakukan adalah tindak lanjut setelahnya. Saya meminta Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) untuk mendorong dan mengingatkan kepada atase perdagangan untuk terus memantau dan memonitor (pasar yang ada)," kata Enggartiasto.
Menurut Enggartiasto, tercatat ada dua hal yang menjadi prioritas, yaitu pasar dan produk. Pasar lama yang sudah ada harus tetap dipertahankan, selain juga menciptakan pasar baru.
"Kemudian juga dengan produk. Produk unggulan yang lalu tetap kita pertahankan, akan tetapi kita belajar dari pengalaman yang lalu pada saat ekspor migas, dimana saat migas turun maka kita panik," kata Enggartiasto.
Produk unggulan, lanjut Enggartiasto, harus didiversifikasi menjadi produk unggulan baru meskipun itu tidak mudah. Terlebih, kewajiban pemerintah harus mampu mendorong dan memperkenalkan usaha kecil menengah (UKM).
"Dengan demikian kita berupaya atau bisa mendorong mereka (UKM) dan mempertahankan ekspor kita," ujar Enggartiasto.
Sementara dalam kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Arlinda mengatakan bahwa pada TEI kali ini, produk unggulan yang didorong salah satunya adalah produk kreatif.
"Produk unggulan tahun ini adalah produk kreatif. Jadi nanti akan ada stand Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dengan trendist atau Tren Dynamic Islamic Fashion," kata Arlinda.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan transaksi perdagangan barang dalam pameran Trade Expo Indonesia pada 12-16 Oktober 2016 mampu mencapai 800 juta dolar Amerika Serikat, diluar transaksi jasa.
Tercatat, pada tahun 2015, total transaksi dari barang dan jasa pada TEI mencapai 909 juta dolar AS.
Tahun 2016 ini diharapkan transaksi mencapai satu miliar dolar AS termasuk transaksi dari sektor jasa dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dan juga peluang investasi dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Pameran yang mengusung tema "Indonesia: Source of Natural and Creative Products" tersebut, ditargetkan bisa menarik kurang lebih sebanyak 14.700 pembeli potensial asal dalam dan luar negeri, dan menghadirkan sebanyak 1.100 peserta pameran.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2016