Ratusan hektare sawah di Bojonegoro terendam banjir
11 Oktober 2016 20:11 WIB
Pengungsi korban banjir masih bertahan tinggal di tenda-tenda pengungsian di dekat tanggul Bengawan Solo, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (20/6/2016). Warga mengaku sengaja bertahan di pengungsian karena kondisi rumah masih dipenuhi lumpur dan akses air terhambat serta mengantisipasi adanya banjir susulan karena kondisi cuaca tidak menentu. (ANTARA FOTO/Maulana Surya)
Bojonegoro (ANTARA News) - Ratusan hektare tanaman padi di sejumlah desa di Kecamatan Malo, Kanor dan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, terancam rusak akibat terendam banjir luapan Sungai Bengawan Solo, sejak sehari lalu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo di Bojonegoro, Selasa, menjelaskan dari laporan Kecamatan Malo, Kanor dan Baureno, tanaman padi yang terendam banjir luapan Bengawan Solo seluas 628 hektare yang tersebar di 22 desa.
Selain itu banjir juga menggenangi tanaman jagung seluas 50 hektare dan tanaman tembakau 12 hektare.
Sesuai laporan yang kami terima dari kecamatan perkiraan kerugian akibat tanaman padi, jagung dan tembakau, terendam banjir mencapai Rp1,7 miliar lebih.
"Usia tanaman padi yang terendam banjir rata-rata baru tanam, bahkan ada yang masih di persemaian," jelas dia.
Ia merinci persawahan yang dilanda luapan air Bengawan Solo terparah di Kecamatan Baureno sebanyak 12 desa, sedangkan di Kecamatan Kanor dan Malo, masing-masing lima desa.
"Kondisi air banjir Bengawan Solo di daerah kami sekarang ini stabil," ucap Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sukirno menambahkan.
Ia mengaku bersama Bupati Bojonegoro Suyoto, Kapolres Bojonegoro AKBP Wahyu Sri Bintoro dan Komandan Kodim 0813 Letkol Inf M. Herry Subagyo, juga Kepala BPBD Andik Sudjarwo, melakukan pemantauan Bengawan Solo.
Menurut dia, pihaknya melakukan penelusuran Sungai Bengawan Solo dengan naik perahu karet mulai dari Taman Bengawan Solo (TBS) di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, sampai di Kecamatan Kanor.
"Tidak ada kejadian yang menonjol selama penelusuran Bengawan Solo dengan perahu karet," ucapnya.
Petugas Posko Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Yanto, menjelaskan kondisi ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro masih siaga II (kuning) dengan ketinggian 14,21 meter, Selasa pukul 19.00 WIB.
Ketinggian air Bengawan Solo di daerah setempat turun dibandingkan dengan, sebelumnya yang sempat mencapai 14,35 meter. "Ketinggian air Bengawan Solo stabil 14,35 meter berlangsung selama empat jam," ucapnya.
Ia menambahkan turunnya ketinggian air di daerah setempat, disebabkan ketinggian air di daerah hulunya di Ndungus, Ngawi, berangsur-ansur surut.
"Tapi ketinggian air di hilir, Babat, Lamongan masih akan naik," ucapnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo di Bojonegoro, Selasa, menjelaskan dari laporan Kecamatan Malo, Kanor dan Baureno, tanaman padi yang terendam banjir luapan Bengawan Solo seluas 628 hektare yang tersebar di 22 desa.
Selain itu banjir juga menggenangi tanaman jagung seluas 50 hektare dan tanaman tembakau 12 hektare.
Sesuai laporan yang kami terima dari kecamatan perkiraan kerugian akibat tanaman padi, jagung dan tembakau, terendam banjir mencapai Rp1,7 miliar lebih.
"Usia tanaman padi yang terendam banjir rata-rata baru tanam, bahkan ada yang masih di persemaian," jelas dia.
Ia merinci persawahan yang dilanda luapan air Bengawan Solo terparah di Kecamatan Baureno sebanyak 12 desa, sedangkan di Kecamatan Kanor dan Malo, masing-masing lima desa.
"Kondisi air banjir Bengawan Solo di daerah kami sekarang ini stabil," ucap Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sukirno menambahkan.
Ia mengaku bersama Bupati Bojonegoro Suyoto, Kapolres Bojonegoro AKBP Wahyu Sri Bintoro dan Komandan Kodim 0813 Letkol Inf M. Herry Subagyo, juga Kepala BPBD Andik Sudjarwo, melakukan pemantauan Bengawan Solo.
Menurut dia, pihaknya melakukan penelusuran Sungai Bengawan Solo dengan naik perahu karet mulai dari Taman Bengawan Solo (TBS) di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, sampai di Kecamatan Kanor.
"Tidak ada kejadian yang menonjol selama penelusuran Bengawan Solo dengan perahu karet," ucapnya.
Petugas Posko Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Yanto, menjelaskan kondisi ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro masih siaga II (kuning) dengan ketinggian 14,21 meter, Selasa pukul 19.00 WIB.
Ketinggian air Bengawan Solo di daerah setempat turun dibandingkan dengan, sebelumnya yang sempat mencapai 14,35 meter. "Ketinggian air Bengawan Solo stabil 14,35 meter berlangsung selama empat jam," ucapnya.
Ia menambahkan turunnya ketinggian air di daerah setempat, disebabkan ketinggian air di daerah hulunya di Ndungus, Ngawi, berangsur-ansur surut.
"Tapi ketinggian air di hilir, Babat, Lamongan masih akan naik," ucapnya.
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: