Tujuh rumah di Trenggalek rusak diterjang longsor
10 Oktober 2016 23:49 WIB
ilustrasi: Bencana Tanah Longsor Di Temanggung Warga menyingkirkan timbunan tanah di lokasi tanah longsor desa Kalimanggis, Kaloran, Temanggung, Jateng, Senin (3/10/2016). (ANTARA FOTO/Anis Efizudin) ()
Trenggalek (ANTARA News) - Sedikitnya tujuh rumah rusak, dua di antaranya hancur total akibat diterjang longsor yang terjadi sporadis di wilayah Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Minggu (9/10).
"Tadi pagi hingga siang tim relawan gabungan dari BPBD, TNI, Polri, perangkat dan masyarakat bergotong-royong mengevakuasi material longsor di beberapa titik rumah," kata Kabag Humas Pemkab Trenggalek Yuli Priyanto dihubungi Antara, Senin.
Ia memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa longsor yang terjadi bersamaan dengan banjir bandang di beberapa wilayah Trenggalek dan Tulungagung tersebut.
Namun menurut data estimasi BPBD setempat, taksir kerugian mencapai ratusan juta karena ada dua rumah warga di Desa Sumurup dan Sengon yang rata dengan tanah akibat tertimbun material longsor.
"Sebelum terjadi longsor memang sudah muncul rekahan tanah tebing sehingga saat turun hujan deras kami sudah mengungsi," kata Edi Gunawan, salah satu anggota keluarga Samuri yang mengalami kerusakan rumah paling parah.
Selain rumah Samuri, kerusakan parah hingga nyaris rata dengan tanah juga terjadi pada bangunan semipermanen milik Parni.
Kendati berhasil menyelamatkan diri, Parni tak sempat mengevakuasi perabot dan harta bendanya yang ikut tertimbun ratusan kubik material longsor.
"Kejadiannya sangat cepat. Begitu tanah tebing belakang rumah mulai bergerak kami cepat keluar namun tak sempat membawa barang-barang dari dalam rumah," kata Arif Setyawan, anak Parni.
Proses pembersihan sempat dilakukan tim gabungan, namun usaha mereka terkendala oleh banyaknya volume material longsor serta minimnya peralatan yang digunakan.
"Longsor terjadi di enam titik dan mengenai tujuh rumah di dua desa tadi," kata Camat Bendungan Nur Kholiq.
Ia mengimbau warganya yang tinggal di sekitar lereng gunung/bukit atau tebing untuk meningkatkan kewaspadaan, karena intensitas curah hujan dalam beberapa pekan ke depan diperkirakan masih tinggi.
"Tadi pagi hingga siang tim relawan gabungan dari BPBD, TNI, Polri, perangkat dan masyarakat bergotong-royong mengevakuasi material longsor di beberapa titik rumah," kata Kabag Humas Pemkab Trenggalek Yuli Priyanto dihubungi Antara, Senin.
Ia memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa longsor yang terjadi bersamaan dengan banjir bandang di beberapa wilayah Trenggalek dan Tulungagung tersebut.
Namun menurut data estimasi BPBD setempat, taksir kerugian mencapai ratusan juta karena ada dua rumah warga di Desa Sumurup dan Sengon yang rata dengan tanah akibat tertimbun material longsor.
"Sebelum terjadi longsor memang sudah muncul rekahan tanah tebing sehingga saat turun hujan deras kami sudah mengungsi," kata Edi Gunawan, salah satu anggota keluarga Samuri yang mengalami kerusakan rumah paling parah.
Selain rumah Samuri, kerusakan parah hingga nyaris rata dengan tanah juga terjadi pada bangunan semipermanen milik Parni.
Kendati berhasil menyelamatkan diri, Parni tak sempat mengevakuasi perabot dan harta bendanya yang ikut tertimbun ratusan kubik material longsor.
"Kejadiannya sangat cepat. Begitu tanah tebing belakang rumah mulai bergerak kami cepat keluar namun tak sempat membawa barang-barang dari dalam rumah," kata Arif Setyawan, anak Parni.
Proses pembersihan sempat dilakukan tim gabungan, namun usaha mereka terkendala oleh banyaknya volume material longsor serta minimnya peralatan yang digunakan.
"Longsor terjadi di enam titik dan mengenai tujuh rumah di dua desa tadi," kata Camat Bendungan Nur Kholiq.
Ia mengimbau warganya yang tinggal di sekitar lereng gunung/bukit atau tebing untuk meningkatkan kewaspadaan, karena intensitas curah hujan dalam beberapa pekan ke depan diperkirakan masih tinggi.
Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: