Banjir rendam sejumlah rumah warga di Kutai
10 Oktober 2016 18:50 WIB
Dokumentasi: Banjir Ngawi Warga mendorong sepeda motornya yang mogok saat melintasi banjir di Ngawi, Jawa Timur, Senin (3/10/2016). Ribuan hektar sawah dan sejumlah ruas jalan di wilayah Ngawi terendam akibat banjir Kali Madiun setalah hujan deras pada Minggu (2/10/2016) malam. (ANTARA/Siswowidodo) ()
Samarinda (ANTARA News) - Banjir merendam sejumlah rumah warga di Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, selama sepekan terakhir.
Salah seorang tokoh masyarakat Desa Sidomulyo, Kecamatan Tabang, Mastiar, dihubungi Antara dari Samarinda, Senin menyatakan, banjir yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Tabang tersebut sudah berlangsung sejak sepekan terakhir.
"Hari ini air sudah surut, namun di beberapa desa kemungkinan genangan air masih tinggi. Di Desa Sidomulyo, genangan air tidak berlangsung lama sehingga tidak terlalu mengganggu aktivitas warga," ujar Mastiar.
Banjir yang melanda kawasan Kecamatan Tabang kata Mastiar, disebabkan tingginya curah hujan yang berlangsung di kawasan itu sehingga menyebabkan Sungai Belayan meluap.
Namun, banjir yang melanda wilayah Kecamatan Tabang lanjut Mastiar, hampir setiap tahun terjadi sehingga masyarakat sduah terbiasa dengan terjadinya genangan air tersebut.
"Letak Desa Sidomulyo lebih tinggi dibanding desa-desa lainnya, sehingga jika terjadi banjir, kemungkinan besar desa lainnya di Kecamatan Tabang ikut tergenang," tuturnya.
"Banjir terparah dengan ketinggian air mencapai dua meter pernah melanda wilayah Kecamatan Tabang pada 2013. Banjir yang terjadi sepekan terakhir, khususnya di Desa Sidomulyo tidak terlalu dalam sehingga masyarakat tetap bisa beraktifitas. Tetapi kemungkinan, genangan air masih terjadi di sejumlah desa lainnya seperti kawasan Kampung Baru, Tabang Lama dan Desa Muara Pendohon dan Desa Buluk Sen," kata Mastiar.
Terkait rencana Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara yang akan merelokasi warga, khususnya yang berada di Desa Sidomulyo akibat kerapnya dilanda banjir, Mastiar mengaku sejauh ini sebagian besar warga direlokasi.
"Warga bukannya menolak direlokasi sepanjang tidak merugikan. Tetapi, jika memang harus direlokasi justri di desa-desa yang banjirnya parah sebab di desa kami, biasanya banjir hanya berlangsung sehari," tutur Mastiar.
Sementara, dari informasi yang berhasil dihimpun hingga Senin petang menyebutkan, banjir yang melanda kawasan Kecamatan Tabang, juga menggenangi lima desa di kawasan Sungai Lunuk serta empat desa lainnya yakni, Desa Umaq Bekuai, Desa Kampung Baru, Desa Umaq Tukung, Umaq Dian serta Muara Pendohon.
Ketinggian air yang melanda kawasan itu mencapai sepinggan orang dewasa atau sekitar setengah meter.
Salah seorang tokoh masyarakat Desa Sidomulyo, Kecamatan Tabang, Mastiar, dihubungi Antara dari Samarinda, Senin menyatakan, banjir yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Tabang tersebut sudah berlangsung sejak sepekan terakhir.
"Hari ini air sudah surut, namun di beberapa desa kemungkinan genangan air masih tinggi. Di Desa Sidomulyo, genangan air tidak berlangsung lama sehingga tidak terlalu mengganggu aktivitas warga," ujar Mastiar.
Banjir yang melanda kawasan Kecamatan Tabang kata Mastiar, disebabkan tingginya curah hujan yang berlangsung di kawasan itu sehingga menyebabkan Sungai Belayan meluap.
Namun, banjir yang melanda wilayah Kecamatan Tabang lanjut Mastiar, hampir setiap tahun terjadi sehingga masyarakat sduah terbiasa dengan terjadinya genangan air tersebut.
"Letak Desa Sidomulyo lebih tinggi dibanding desa-desa lainnya, sehingga jika terjadi banjir, kemungkinan besar desa lainnya di Kecamatan Tabang ikut tergenang," tuturnya.
"Banjir terparah dengan ketinggian air mencapai dua meter pernah melanda wilayah Kecamatan Tabang pada 2013. Banjir yang terjadi sepekan terakhir, khususnya di Desa Sidomulyo tidak terlalu dalam sehingga masyarakat tetap bisa beraktifitas. Tetapi kemungkinan, genangan air masih terjadi di sejumlah desa lainnya seperti kawasan Kampung Baru, Tabang Lama dan Desa Muara Pendohon dan Desa Buluk Sen," kata Mastiar.
Terkait rencana Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara yang akan merelokasi warga, khususnya yang berada di Desa Sidomulyo akibat kerapnya dilanda banjir, Mastiar mengaku sejauh ini sebagian besar warga direlokasi.
"Warga bukannya menolak direlokasi sepanjang tidak merugikan. Tetapi, jika memang harus direlokasi justri di desa-desa yang banjirnya parah sebab di desa kami, biasanya banjir hanya berlangsung sehari," tutur Mastiar.
Sementara, dari informasi yang berhasil dihimpun hingga Senin petang menyebutkan, banjir yang melanda kawasan Kecamatan Tabang, juga menggenangi lima desa di kawasan Sungai Lunuk serta empat desa lainnya yakni, Desa Umaq Bekuai, Desa Kampung Baru, Desa Umaq Tukung, Umaq Dian serta Muara Pendohon.
Ketinggian air yang melanda kawasan itu mencapai sepinggan orang dewasa atau sekitar setengah meter.
Pewarta: Amirullah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: