Banjir bandang terjang lereng Gunung Lawu Magetan
10 Oktober 2016 16:20 WIB
Banjir Bandang Lereng Lawu. Sejumlah orang membersihkan material yang terbawa banjir bandang aliran lereng Gunung Lawu di Ngancar, Plaosan, Magetan, Jawa Timur, Senin (10/10/2016). Banjir bandang Minggu (9/10/2016) malam di kawasan tersebut mengakibatkan enam rumah warga rusak, sejumlah kandang ternak kambing, kelinci, ayam hanyut terbawa arus serta rusaknya jaringan air bersih. (ANTARA/Siswowidodo)
Magetan (ANTARA News) - Banjir bandang menerjang lereng Gunung Lawu di Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Senin, hingga merusak sejumlah rumah warga setempat.
"Banjir bandang itu menerjang setelah hujan deras mengguyur kawasan setempat selama lebih dari 10 jam," kata anggota BPBD Magetan Gatut di Magetan.
Menurut dia, banjir tersebut terjadi setelah air sungai dari daerah perbukitan tiba-tiba menerjang dan langsung menghantam rumah-rumah penduduk di bawahnya.
"Rumah warga pun langsung kemasukan air bercampur lumpur. Tidak hanya lumpur, tetapi juga kayu, batu, dan material lainnya," katanya.
Kepala Desa Ngancar Sarni mengatakan bahwa hasil pendataan ada sembilan rumah warga yang rusak akibat bencana banjir bandang tersebut. Kerusakan bervarasi, mulai dari rusak ringan hingga sedang.
"Rusaknya karena diterjang material kayu gelondongan, batu, dan juga pipa-pipa paralon air dari perbukitan. Selain itu, banjir bandang juga merusak kandang dan ternak warga," kata Sarni.
Ia menambahkan bahwa tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun, kerugian material akibat bencana alam tersebut mencapai ratusan juta rupiah.
Pihak desa terus melakukan koordinasi dengan BPBD untuk penanganan bencana tersebut lebih lanjut.
Hingga Senin siang, warga dibantu dengan anggota BPBD, Kodim Magetan, dan polsek setempat bergotong royong membersihkan material banjir bandang yang memenuhi lingkungan warga, baik material yang menutupi akses jalan desa, rumah warga, maupun yang menyumbat di aliran sungai.
BPBD memetakan daerah Magetan yang berada di lereng Gunung Lawu sangat rawan terjadi bencana alam, baik bencana tanah longsor, angin langkisau (puting beliung), dan banjir bandang.
Pihak BPBD Magetan mengimbau warga yang tinggal di lereng Gunung Lawu untuk mewaspadai curah hujan yang masih cukup tinggi selama beberapa hari ke depan.
"Banjir bandang itu menerjang setelah hujan deras mengguyur kawasan setempat selama lebih dari 10 jam," kata anggota BPBD Magetan Gatut di Magetan.
Menurut dia, banjir tersebut terjadi setelah air sungai dari daerah perbukitan tiba-tiba menerjang dan langsung menghantam rumah-rumah penduduk di bawahnya.
"Rumah warga pun langsung kemasukan air bercampur lumpur. Tidak hanya lumpur, tetapi juga kayu, batu, dan material lainnya," katanya.
Kepala Desa Ngancar Sarni mengatakan bahwa hasil pendataan ada sembilan rumah warga yang rusak akibat bencana banjir bandang tersebut. Kerusakan bervarasi, mulai dari rusak ringan hingga sedang.
"Rusaknya karena diterjang material kayu gelondongan, batu, dan juga pipa-pipa paralon air dari perbukitan. Selain itu, banjir bandang juga merusak kandang dan ternak warga," kata Sarni.
Ia menambahkan bahwa tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun, kerugian material akibat bencana alam tersebut mencapai ratusan juta rupiah.
Pihak desa terus melakukan koordinasi dengan BPBD untuk penanganan bencana tersebut lebih lanjut.
Hingga Senin siang, warga dibantu dengan anggota BPBD, Kodim Magetan, dan polsek setempat bergotong royong membersihkan material banjir bandang yang memenuhi lingkungan warga, baik material yang menutupi akses jalan desa, rumah warga, maupun yang menyumbat di aliran sungai.
BPBD memetakan daerah Magetan yang berada di lereng Gunung Lawu sangat rawan terjadi bencana alam, baik bencana tanah longsor, angin langkisau (puting beliung), dan banjir bandang.
Pihak BPBD Magetan mengimbau warga yang tinggal di lereng Gunung Lawu untuk mewaspadai curah hujan yang masih cukup tinggi selama beberapa hari ke depan.
Pewarta: Louis Rika
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: