Cilacap (ANTARA News) - Jawa Tengah bagian selatan khususnya Kabupaten Cilacap diprakirakan masih dilanda cuaca ekstrem dalam tiga hari ke depan, kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap Teguh Wardoyo.
"Cuaca ekstrem ini terjadi akibat pengaruh sirkulasi arus Eddy di Laut Jawa utara Jateng, siklon tropis Songda di Samudera Pasifik timur Filipina, tekanan tinggi di barat Australia dan tekanan rendah di utara Australia serta adanya pengaruh La Nina," kata Teguh Wardoyo di Cilacap, Senin.
Ia memperkirakan hujan ekstrem di Kabupaten Cilacap masih berpeluang terjadi dan lokasinya bergeser.
Dalam hal ini, dia mencontohkan curah hujan pada 8 Oktober 2016 di kota Cilacap mencapai 181 milimeter sehingga termasuk kategori ekstrem.
"Kalau di wilayah barat Cilacap pada 9 Oktober tidak terpantau. Kami hanya menerima laporan kalau ada banjir dan longsor di sana," katanya.
Dia mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap kemungkinan banjir dan longsor karena intensitas hujan diprakirakan masih tinggi akibat adanya fenomena La Nina.
"Apalagi sekarang belum memasuki puncak musim hujan yang diprakirakan akan berlangsung pada bukan November, Desember dan Januari," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, puncak musim hujan untuk wilayah selatan-timur Cilacap diprakirakan akan berlangsung pada bulan November, wilayah tengah pada bulan Desember dan wilayah barat-utara pada bulan Januari.
Seperti diwartakan, hujan lebat yang terjadi pada hari Minggu (9/10) mengakibatkan longsor di Km 104+700 dan Km 105+600 ruas jalan nasional jalur selatan Jateng atau di Desa Panulisan, Kecamatan Dayeuhluhur, Cilacap.
Selain itu, banjir juga mengenangi ruas jalan Sidareja-Pangandaran khususnya di Jembatan Pelimpahan, Kecamatan Patimuan, Cilacap, pada hari Senin (10/10).
Bahkan, ratusan rumah di Kecamatan Sidareja dan Kedungreja mulai terendam banjir serta hujan lebat kembali mengguyur wilayah itu pada Senin (10/10) siang.
BMKG memprediksi cuaca ekstrem akan landa Jateng
10 Oktober 2016 15:23 WIB
BMKG (id.wikipedia.org)
Pewarta: Sumarwoto
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: