Serangan ke aula dipenuhi pelayat di Yaman tewaskan 82 orang
9 Oktober 2016 04:39 WIB
Orang-orang berdiri di lokasi serangan udara yang menurut saksi itu dilakukan oleh pesawat koalisi pimpinan Saudi terhadap pelayat di aula di mana acara berkabung untuk ayah Jalal al-Roweishan, menteri dalam negeri pemeritahan Yaman Houthi, sedang dilangsungkan, di Sanaa, Yaman 8 Oktober 2016. (REUTERS / Khaled Abdullah)
Sanaa (ANTARA News) - Pesawat-pesawat tempur koalisi yang dipimpin Saudi menewaskan sedikitnya 82 orang ketika mereka menyerang pelayat di aula di ibukota Yaman, Sanaa, Sabtu waktu setempat, penjabat menteri kesehatan dalam pemerintahan Houthi-run mengatakan, tapi koalisi membantah terlibat dalam insiden tersebut.
Ghazi Ismail juga mengatakan bahwa 534 orang lainnya terluka dalam serangan udara di bagian selatan kota, di mana acara berkabung sedang berlangsung untuk ayah dari menteri dalam negeri, Jalal al-Roweishan, yang telah meninggal karena sebab alamiah, Jumat.
Korban tewas adalah salah satu yang terbesar dalam insiden tunggal sejak aliansi yang dipimpin Saudi memulai operasi militer untuk mencoba mengembalikan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi berkuasa setelah diusir oleh blok-Iran Houthi Maret 2015.
"Agresi Saudi melakukan kejahatan besar hari ini, dengan menyerang sebuah aula berkabung bagi keluarga al-Roweishan, menargetkan warga di aula. Akibatnya, 534 terluka dan 82 tewas," kata Ismail dalam jumpa pers di Sanaa, sebagaimana dikutip Reuters.
Sumber di koalisi pimpinan Saudi mengatakan tidak ada peran koalisi udara Arab dalam penyerangan itu.
"Benar-benar tidak ada operasi seperti berlangsung di target itu," salah satu sumber mengatakan, mengutip apa yang ia gamberkan sebagai konfirmasi dari perintah koalisi angkatan udara.
"Koalisi menyadari laporan tersebut dan yakin bahwa adalah mungkin bahwa penyebab lain dari pengeboman yang harus dipertimbangkan. Koalisi sudah lama menghidari kerumunan seperti itu dan (mereka sudah) tidak pernah menjadi subyek target."
Koalisi yang dipimpin Saudi telah menyediakan dukungan udara untuk pasukan Hadi dalam perang saudara yang telah menewaskan lebih dari 10.000 orang sejak Maret 2015 dan menelantarkan lebih dari tiga juta.
Pertempuran meningkat sejak Agustus ketika pembicaraan damai disponsori PBB di Kuwait berakhir tanpa kesepakatan.
Iran, saingan utama daerah Arab Saudi, menggambarkan serangan itu sebagai "kejahatan mengerikan dan tidak manusiawi", dan menyerukan dimulainya kembali pembicaraan damai antara semua pihak Yaman, demikian Reuters melaporkan.
Ghazi Ismail juga mengatakan bahwa 534 orang lainnya terluka dalam serangan udara di bagian selatan kota, di mana acara berkabung sedang berlangsung untuk ayah dari menteri dalam negeri, Jalal al-Roweishan, yang telah meninggal karena sebab alamiah, Jumat.
Korban tewas adalah salah satu yang terbesar dalam insiden tunggal sejak aliansi yang dipimpin Saudi memulai operasi militer untuk mencoba mengembalikan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi berkuasa setelah diusir oleh blok-Iran Houthi Maret 2015.
"Agresi Saudi melakukan kejahatan besar hari ini, dengan menyerang sebuah aula berkabung bagi keluarga al-Roweishan, menargetkan warga di aula. Akibatnya, 534 terluka dan 82 tewas," kata Ismail dalam jumpa pers di Sanaa, sebagaimana dikutip Reuters.
Sumber di koalisi pimpinan Saudi mengatakan tidak ada peran koalisi udara Arab dalam penyerangan itu.
"Benar-benar tidak ada operasi seperti berlangsung di target itu," salah satu sumber mengatakan, mengutip apa yang ia gamberkan sebagai konfirmasi dari perintah koalisi angkatan udara.
"Koalisi menyadari laporan tersebut dan yakin bahwa adalah mungkin bahwa penyebab lain dari pengeboman yang harus dipertimbangkan. Koalisi sudah lama menghidari kerumunan seperti itu dan (mereka sudah) tidak pernah menjadi subyek target."
Koalisi yang dipimpin Saudi telah menyediakan dukungan udara untuk pasukan Hadi dalam perang saudara yang telah menewaskan lebih dari 10.000 orang sejak Maret 2015 dan menelantarkan lebih dari tiga juta.
Pertempuran meningkat sejak Agustus ketika pembicaraan damai disponsori PBB di Kuwait berakhir tanpa kesepakatan.
Iran, saingan utama daerah Arab Saudi, menggambarkan serangan itu sebagai "kejahatan mengerikan dan tidak manusiawi", dan menyerukan dimulainya kembali pembicaraan damai antara semua pihak Yaman, demikian Reuters melaporkan.
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016
Tags: