Produk Baduy laku keras melalui pemasaran digital
8 Oktober 2016 12:24 WIB
Hasil kerajinan dan budidaya masyarakat Baduy yang dijual melalui toko dalam jaringan (daring) internet. (blanja.com)
Lebak, Banten (ANTARA News) - Produk kerajinan masyarakat Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, laku keras melalui pemasaran digital dengan menggunakan teknologi media internet.
"Kami sangat terbantu melalui pemasaran digital karena permintaan pasar cenderung meningkat," kata Jali (50), seorang perajin Baduy, di Lebak, Sabtu.
Penggunaan teknologi digital itu setelah PT Telkom Indonesia meluncurkan "Kampung UKM Digital" pada 17 Agustus 2016 di Ciboleger Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak.
Saat ini, produk UKM kerajinan Baduy dapat dibuka dalam jarigan (daring) secara online sehingga bisa diakses oleh masyarakat luas hingga mancanegara.
Pemasaran melalui digital teknologi media internet tersebut dapat mendongkrak pendapatan ekonomi mereka juga penyerapan lapangan pekerjaan .
"Kami saat ini omzet penjualan naik sekitar tiga kali lipat melalui pemasaran digital itu," katanya.
Menurut dia, selama ini, produk UKM masyarakat Baduy memiliki kelebihan karena bahan bakunya natural dengan menggunakan batok kelapa juga akar tanaman.
Produk UKM kerajinan Baduy dikerjakan tanpa mesin seperti kain tenun, tas koja, aneka suvenir, golok, batik, selendang dan lomar.
Selain itu juga hasil bumi seperti pisang, durian, petani dan gula aren.
"Kami berharap produk aneka kerajinan Baduy dapat menembus pasar domestik dan mancanegara," kata dia.
Begitu juga Meti (40) seorang perajin tenun Baduy mengaku kini melayani permintaan pesanan sekitar 15-25 potong per minggu dengan harga Rp250.000 per potong.
Mereka para pembeli itu berasal dari Jakarta, Bandung hingga sejumlah kota di Tanah Air.
"Kami kewalahan melayani permintaan pesanan melalui digital media internet itu,padahal sebelumnya hanya laku dua sampai empat potong per minggu," katanya.
Mereka terbantu dengan memasarkan produk kerajinan masyarakat Baduy melalui situs www.belanja.com dan www.pasarcom yang mendapat banyak pesanan.
"Kami optimistis pemasaran melalui daring bisa diakses masyarakat untuk membeli produk kerajinan Baduy," katanya.
"Kami sangat terbantu melalui pemasaran digital karena permintaan pasar cenderung meningkat," kata Jali (50), seorang perajin Baduy, di Lebak, Sabtu.
Penggunaan teknologi digital itu setelah PT Telkom Indonesia meluncurkan "Kampung UKM Digital" pada 17 Agustus 2016 di Ciboleger Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak.
Saat ini, produk UKM kerajinan Baduy dapat dibuka dalam jarigan (daring) secara online sehingga bisa diakses oleh masyarakat luas hingga mancanegara.
Pemasaran melalui digital teknologi media internet tersebut dapat mendongkrak pendapatan ekonomi mereka juga penyerapan lapangan pekerjaan .
"Kami saat ini omzet penjualan naik sekitar tiga kali lipat melalui pemasaran digital itu," katanya.
Menurut dia, selama ini, produk UKM masyarakat Baduy memiliki kelebihan karena bahan bakunya natural dengan menggunakan batok kelapa juga akar tanaman.
Produk UKM kerajinan Baduy dikerjakan tanpa mesin seperti kain tenun, tas koja, aneka suvenir, golok, batik, selendang dan lomar.
Selain itu juga hasil bumi seperti pisang, durian, petani dan gula aren.
"Kami berharap produk aneka kerajinan Baduy dapat menembus pasar domestik dan mancanegara," kata dia.
Begitu juga Meti (40) seorang perajin tenun Baduy mengaku kini melayani permintaan pesanan sekitar 15-25 potong per minggu dengan harga Rp250.000 per potong.
Mereka para pembeli itu berasal dari Jakarta, Bandung hingga sejumlah kota di Tanah Air.
"Kami kewalahan melayani permintaan pesanan melalui digital media internet itu,padahal sebelumnya hanya laku dua sampai empat potong per minggu," katanya.
Mereka terbantu dengan memasarkan produk kerajinan masyarakat Baduy melalui situs www.belanja.com dan www.pasarcom yang mendapat banyak pesanan.
"Kami optimistis pemasaran melalui daring bisa diakses masyarakat untuk membeli produk kerajinan Baduy," katanya.
Pewarta: Mansyur
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: