Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang akan mengikuti pemilihan gubernur tahun depan, mengklarifikasi tuduhan bahwa dia melecehkan Alquran ketika menyebut Surat Al Maidah ayat 51 di hadapan warga saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu pada 27 September 2016.
Di Balai Kota DKI, Jumat, Ahok menyatakan bahwa dia sama sekali tidak melakukan penghinaan terhadap kitab suci umat Islam.
"Saya bilang ke warga Kepulauan Seribu, kalau kalian dibodohi orang-orang rasis pengecut, itu yang mau saya tekankan sekarang, menggunakan ayat suci untuk tidak memilih saya, ya silakan enggak usah milih," katanya.
Ahok mengatakan sejak terjun ke dunia politik tahun 2003 ia kerap menemui lawan politik menurut dia rasis dan pengecut karena menggunakan ayat-ayat Alquran untuk "membodohi" warga agar tidak memilih dia.
"Jadi ayat Alquran ada yang salah enggak? Enggak salah, konteksnya bukan itu. Saya sekolah Islam SD-SMP sembilan tahun, jadi saya menemukan banyak yang rasis dan pengecut menggunakan ayat suci di dalam Alquran maksudnya tidak seperti itu (tapi) dipelesetin seperti itu," katanya.
Perilaku rasis dan pengecut, menurut Ahok, tidak hanya kerap dilakukan oleh aktor politik beragama Islam tetapi juga yang beragama Kristen atau Katolik.
"Ada yang rasis dari pihak Kristen, dia menggunakan ada satu ayat saya lupa nih di Alkitab, dia bilang gini 'kita harus membantu semua orang, terutama saudara seiman'. Itu juga dipakai membodohi orang-orang Kristen-Katolik di gereja supaya jangan memilih orang yang non-Kristen, non-Katolik. Itu yang saya maksud sampaikan kepada warga di Kepulauan Seribu," ujarnya.
Isi ayat Alkitab yang dimaksud Ahok ada dalam Galatia 6:10 Perjanjian Baru yang menyatakan "Itulah sebabnya sedapat mungkin kita hendaknya selalu berbuat baik kepada semua orang, terutama kepada saudara-saudara seiman".
Sebelumnya, beredar viral di media sosial potongan video Ahok berbicara di hadapan warga Kepulauan Seribu dan menyebut Surat Al Maidah Ayat 51.
Kejadian itu memancing berbagai reaksi dari publik, termasuk Pengurus Pemuda Muhammadiyah Pusat, yang berencana melaporkan Ahok ke polisi dengan tuduhan ia telah menistakan agama.
Ahok sudah menyampaikan klarifikasi melalui akun instagram @basukibtp, yang menganjurkan masyarakat melihat langsung versi utuh video itu agar dapat menerima pernyataannya secara lengkap tanpa dipotong, terutama pada menit 23:40 hingga 25.35.
Pada menit 23:40 hingga 25:35 dalam video itu Ahok mengatakan:
"Jadi Bapak Ibu udah enggak usah khawatir, ini pemilihan kan 5 Juli, kalau saya tidak terpilih pun saya berhentinya Oktober 2017. Jadi kalau program ini kita jalankan dengan baik pun Bapak Ibu masih sempat panen sama saya. Sekali pun saya tidak terpilih menjadi Gubernur.
Saya ingin cerita ini supaya Bapak Ibu semangat. Jadi enggak usah pikiran nanti kalau enggak kepilih pasti Ahok programnya bubar. Enggak. Saya sampai Oktober 2017.
Jadi jangan percaya sama orang, kan bisa saja dalam hati kecil Bapak Ibu enggak bisa pilih saya. Dibohongin pakai Surat Al Maidah 51, macam-macam itu. Itu hak Bapak Ibu. Jadi kalau Bapak Ibu perasaan enggak bisa pilih nih, karena saya takut neraka, dibodohin gitu ya. Enggak apa-apa. Karena ini kan panggilan pribadi Bapak Ibu. Program ini jalan saja.
Jadi Bapak Ibu enggak usah merasa enggak enak. Dalam nuraninya enggak bisa pilih Ahok. Enggak suka sama Ahok, tapi programnya gua enggak enak dong kalau enggak milih, gua utang budi. Jangan. Kalau Bapak Ibu punya perasaan enggak enak nanti mati lho pelan-pelan.
Jadi anggap, bukan anggap, ini semua adalah hak Bapak Ibu sebagai warga DKI. Kebetulan saya Gubernur mempunyai program ini, jadi tidak ada hubungannya dengan perasaan Bapak Ibu mau pilih siapa. Ya saya kira itu."
Ahok klarifikasi tuduhan penghinaan Alquran
7 Oktober 2016 11:13 WIB
Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama. (ANTARA /Yudhi Mahatma )
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016
Tags: