London (ANTARA News) - KBRI London mendukung seniman Inggris tampil dalam acara Festival Indonesia Kontemporer (IKON) 2016 yang digelar untuk ke-6 kalinya di area kampus School of Oriental and African Studies (SOAS) University of London (Russell Square, London, pada, Sabtu, 8 Oktober mendatang.

Festival Indonesia Kontemporer (IKON) mengusung tema "How the world is inspired by the Indonesian art and culture" terlaksana atas kerjasama KBRI London, SOAS dan Indonesian Art within the UKs Cultural Diversity (ARTi UK), demikian Fungai Pensosbud KBRI London, Dethi Silvidah Gani kepada Antara London, Jumat.

Para seniman yang akan tampil dalam IKON tidak hanya seniman Indonesia tetapi juga Inggris yang mendalami seni pertunjukkan tradisional Indonesia. Seperti Sarah Stuchfield yang akan memandu Workshop Wayang, sedangkan Manuel Jimenez akan memandu workshop tari Kecak dan MJ Coldiron menyutradarai pertunjukkan kolaborasi tari dan drama Hippolytos bernuansa khas Indonesia dan dimainkan Thiasos Theater Company.

Selain itu juga ditampilkan pertunjukkan seni tari dan musik, paduan suara anak Indonesia, gamelan, pagelaran wayang dan tarian tradisional, pemutaran film Indonesia, workshop, dan diskusi Bahasa Indonesia menampilkan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London sebagai salah satu pembicara serta bazaar makanan, kerajinan tradisional Indonesia.

KBRI London juga akan menampilkan video dokumenter promosi destinasi pariwisata Indonesia dan brosur serta information pack mengenai pariwisata di Indonesia.

Pada tahun-tahun sebelumnya, IKON diramaikan ratusan "Indonesianist" para pecinta Indonesia dari seluruh penjuru kota London. Diharapkan tahun ini mencapai 2000 orang yang terdiri dari kalangan akademisi, peneliti, ahli sosial budaya dan seniman Inggris yang sudah mempunyai pengetahuan dasar tentang Indonesia.

Anak-anak sekolah dasar ISL Surrey school akan menampilkan animasi berjudul "Safe Teo, palm oil". Sementara anak-anak diaspora dan masyarakat Indonesia di Inggris pimpinan Dani Dumadi menampilkan paduan suara lagu-lagu anak Indonesia. Ketua Jurusan Asia Tenggara di SOAS dan ahli Indonesia, Dr. Ben Murtagh turut mengkurasi sejumlah film Indonesia tempo doeloe yang akan ditampilkan di IKON.

IKON juga dimanfaatkan masyarakat dan diaspora Indonesia di London dan kota-kota sekitarnya sebagai ajang pertemuan dan tempat menikmati senibudaya dan kuliner khas tanah air. Bagi Indonesianist, acara ini juga menjadi tempat menggali kembali dan memupuk kecintaan mereka terhadap Indonesia.