Rupiah Kamis pagi menguat 24 poin
6 Oktober 2016 11:00 WIB
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak menguat sebesar 24 poin menjadi Rp12.966, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.990 per dolar AS. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/nz/16).
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak menguat sebesar 24 poin menjadi Rp12.966, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.990 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang di kawasan Asia meski terbatas setelah pertambahan tenaga kerja versi ADP (Automatic Data Processing Inc) naik lebih sedikit dari sebelumnya.
"Serapan tenaga kerja Amerika Serikat yang belum maksimal menjadi salah satu faktor yang menekan. Jumlah klaim tunjangan pengangguran di Amerika Serikat diperkirakan naik. Konfirmasi final atas serapan tenaga kerja AS akan datang akhir pekan ini," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, pelemahan dolar AS juga dipicu oleh harga minyak mentah dunia yang berada di area psikoligis investor. Terpantau harga minyak jenis WTI Crude berada di level 49,52 dolar AS per barel, dan Brent Crude di posisi 51,56 dolar AS per barel.
"Kondisi itu membuat rupiah berpeluang menguat di tengah sentimen positif bagi dolar AS yang cenderung minim," katanya.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa penguatan rupiah masih terbatas, pelaku pasar masih wait and see menjelang rilis beberapa data di Amerika Serikat pada akhir pekan ini.
"Meski masih terbatas, namun rupiah terlihat masih mampu untuk dapat menguat lebih tinggi di tengah fundamental ekonomi domestik yang positif," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang di kawasan Asia meski terbatas setelah pertambahan tenaga kerja versi ADP (Automatic Data Processing Inc) naik lebih sedikit dari sebelumnya.
"Serapan tenaga kerja Amerika Serikat yang belum maksimal menjadi salah satu faktor yang menekan. Jumlah klaim tunjangan pengangguran di Amerika Serikat diperkirakan naik. Konfirmasi final atas serapan tenaga kerja AS akan datang akhir pekan ini," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, pelemahan dolar AS juga dipicu oleh harga minyak mentah dunia yang berada di area psikoligis investor. Terpantau harga minyak jenis WTI Crude berada di level 49,52 dolar AS per barel, dan Brent Crude di posisi 51,56 dolar AS per barel.
"Kondisi itu membuat rupiah berpeluang menguat di tengah sentimen positif bagi dolar AS yang cenderung minim," katanya.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa penguatan rupiah masih terbatas, pelaku pasar masih wait and see menjelang rilis beberapa data di Amerika Serikat pada akhir pekan ini.
"Meski masih terbatas, namun rupiah terlihat masih mampu untuk dapat menguat lebih tinggi di tengah fundamental ekonomi domestik yang positif," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: