Wakil Dubes AS puji motor listrik ITS
4 Oktober 2016 22:36 WIB
Salah satu anggota tim Spektronics Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Wisnu Kusuma (kiri) mengujicoba mobil kimia purwarupa Spektronics 12 di halaman rektorat ITS di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (5/10/2016). Mobil kimia Spektronics 12 tersebut berhasil menjadi juara pertama dalam kompetisi balap mobil reaksi kimia International Chemeca 2016 yang diselenggarakan di Universitas Adelaide, Australia. (ANTARA /Moch Asim)
Surabaya (ANTARA News) - Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Brian McFeeters, memuji mobil dan motor listrik ITS saat mengunjungi dua dosen ITS yang menerima hibah penelitian Partnerships for Enhanced Engagement in Research (PEER) di Rektorat ITS Surabaya, Selasa.
Kehadiran Brian McFeeters tidak hanya mengunjungi dosen tersebut, tapi dia juga menyempatkan diri berkunjung ke Bengkel Mobil Listrik Nasional (Molina) ITS untuk melihat mobil dan motor listrik ITS.
"Luar biasa, saya berharap teknologi Indonesia akan terus maju lewat ITS," katanya memberi pujian kepada Rektor ITS Prof Joni Hermana.
Bahkan, McFeeters juga mempunyai harapan agar motor/mobil listrik ITS itu dapat dikomersialkan. "Saya harus berfoto di sini (di depan motor dan mobil listrik), sehingga nanti jika motor ini laris di pasaran, saya punya kenangan pernah berfoto di sini," katanya berkelakar.
Ia berharap hasil penelitian yang dilakukan oleh civitas akademika ITS, termasuk penelitian dalam program PEER dapat dimanfaatkan untuk kepentingan nasional yang lebih besar dan sekaligus dapat dikomersialkan.
Dua penelitian yang menerima Program PEER 2016 yakni penelitian tentang Proses Sidementasi Bengawan Solo oleh Dr Ria Asih A. Soemitro M.Eng dkk dan penelitian tentang Permodelan Cuaca Ekstrem oleh Dr Heri Kuswanto. Masing-masing menerima dana penelitian 200 ribu dollar AS.
Rektor ITS Prof Joni Hermana mengatakan, melalui program PEER, ITS ingin membangun jejaring penelitian dengan beberapa perguruan tinggi di Amerika, sekaligus mencari pengalaman berkolaborasi dalam sebuah penelitian.
"Kami berharap penelitian ini akan menghantarkan ITS untuk menuju world class university," katanya.
PEER adalah program hibah melalui proses seleksi yang memberikan dukungan kepada para ilmuwan dari 63 negara untuk mendapatkan dana penelitian yang menjawab berbagai prioritas pembangunan.
Di Indonesia, program ini meningkatkan manfaat penelitian bersama antara ilmuwan Amerika yang didanai oleh pemerintah dan para ilmuwan Indonesia untuk melakukan penelitian yang akan berkontribusi terhadap pembangunan Indonesia.
Lima siklus penerimaan proposal program PEER sebelumnya telah memberikan dana sekitar 2,6 juta dollar AS untuk peneliti Indonesia.
Pada tahun 2016, PEER memberikan dana untuk enam penelitian yang menjawab permasalahan mitigasi perubahan iklim, penyakit menular, dan pendidikan ilmu pengetahuan sehingga jumlah seluruh penelitian yang didanai di Indonesia menjadi 43 buah.
Amerika Serikat merasa gembira dapat mendukung kemitraan antara peneliti Amerika dan Indonesia yang menjawab tantangan penting di bidang kesehatan, lingkungan, dan lainnya.
"Penelitian bersama akan mencari solusi terobosan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi untuk memajukan pencapaian tujuan pembangunan Indonesia," kata Brian McFeeters.
Kehadiran Brian McFeeters tidak hanya mengunjungi dosen tersebut, tapi dia juga menyempatkan diri berkunjung ke Bengkel Mobil Listrik Nasional (Molina) ITS untuk melihat mobil dan motor listrik ITS.
"Luar biasa, saya berharap teknologi Indonesia akan terus maju lewat ITS," katanya memberi pujian kepada Rektor ITS Prof Joni Hermana.
Bahkan, McFeeters juga mempunyai harapan agar motor/mobil listrik ITS itu dapat dikomersialkan. "Saya harus berfoto di sini (di depan motor dan mobil listrik), sehingga nanti jika motor ini laris di pasaran, saya punya kenangan pernah berfoto di sini," katanya berkelakar.
Ia berharap hasil penelitian yang dilakukan oleh civitas akademika ITS, termasuk penelitian dalam program PEER dapat dimanfaatkan untuk kepentingan nasional yang lebih besar dan sekaligus dapat dikomersialkan.
Dua penelitian yang menerima Program PEER 2016 yakni penelitian tentang Proses Sidementasi Bengawan Solo oleh Dr Ria Asih A. Soemitro M.Eng dkk dan penelitian tentang Permodelan Cuaca Ekstrem oleh Dr Heri Kuswanto. Masing-masing menerima dana penelitian 200 ribu dollar AS.
Rektor ITS Prof Joni Hermana mengatakan, melalui program PEER, ITS ingin membangun jejaring penelitian dengan beberapa perguruan tinggi di Amerika, sekaligus mencari pengalaman berkolaborasi dalam sebuah penelitian.
"Kami berharap penelitian ini akan menghantarkan ITS untuk menuju world class university," katanya.
PEER adalah program hibah melalui proses seleksi yang memberikan dukungan kepada para ilmuwan dari 63 negara untuk mendapatkan dana penelitian yang menjawab berbagai prioritas pembangunan.
Di Indonesia, program ini meningkatkan manfaat penelitian bersama antara ilmuwan Amerika yang didanai oleh pemerintah dan para ilmuwan Indonesia untuk melakukan penelitian yang akan berkontribusi terhadap pembangunan Indonesia.
Lima siklus penerimaan proposal program PEER sebelumnya telah memberikan dana sekitar 2,6 juta dollar AS untuk peneliti Indonesia.
Pada tahun 2016, PEER memberikan dana untuk enam penelitian yang menjawab permasalahan mitigasi perubahan iklim, penyakit menular, dan pendidikan ilmu pengetahuan sehingga jumlah seluruh penelitian yang didanai di Indonesia menjadi 43 buah.
Amerika Serikat merasa gembira dapat mendukung kemitraan antara peneliti Amerika dan Indonesia yang menjawab tantangan penting di bidang kesehatan, lingkungan, dan lainnya.
"Penelitian bersama akan mencari solusi terobosan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi untuk memajukan pencapaian tujuan pembangunan Indonesia," kata Brian McFeeters.
Pewarta: Edy M Yakub
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: