Jakarta (ANTARA News) - Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia (Konaspi VIII) di Jakarta, 12-15 Oktober 2016 di Hotel Sahid Jakarta, akan menghasilkan rekomendasi kepada pemerintah tentang pendidikan profesi guru (PPG) yang berkualitas, kata Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Prof Dr H Djaali.

Prof Djaali selaku Ketua Konaspi VIII kepada pers di Jakarta, Selasa, mengatakan, Konaspi 2016 akan dibuka Wapres HM Jusuf Kalla pada (12/10) dan akan diikuti sekitar 1.000 perserta dari 12 Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) negeri, 29 FKIP dari universitas negeri, organisasi profesi guru dan 380 LPTK swasta se-Indonesia.

Djaali mengatakan, upaya peningkatan kesejahteraan guru terus dilakukan pemerintah, salah satunya melalui tunjangan profesi atau sertifikasi guru. Namun, hal tersebut belum sebanding dengan kemajuan kinerjanya, karena sebagian guru masih belum memenuhi kompetensi, termasuk beberapa masalah lainnya.

Konaspi 2016 yang bertemakan "Arah Kebijakan Pendidikan Guru di Indonesia" itu akan membahas isu krusial guru, mencakup sistem rekrutmen calon guru, sistem pembinaan dan pengangkatan, terkait kurikulum, serta penempatan guru, selanjutnya akan dijadikan rekomendasi pada akhir konvensi.

"Persoalan guru harus diselesaikan dan disiapkan dengan pendidikan prajabatan. Namun bukan hanya dari LPTK yang membina. Karena pengguna guru ini Kemdikbud," kata Djaali.

Dia mengajak pihak Kemdikbud berdiskusi untuk menyusun bersama apa yang terbaik, dalam pendidikan prajabatan maupun dalam jabatan, sehingga menjadi rekomendasi tentang program mendesak yang harus dilakukan terkait guru.

"Indonesia kelebihan sarjana pendidikan tetapi tidak bisa diangkat menjadi guru, karena hanya lulusan profesi yang bisa menjadi guru. Sedangkan berdasarkan data ada kekurangan guru sekitar 300 ribu saat dan setiap tahun terdapat 50.000 guru yang memasuki masa pensiun. Sehingga kami dalam persiapan penyelenggaraan profesi guru reguler," ujarnya.

Djaali mengharapkan, untuk menghasilkan guru berkualitas di masa depan, maka diperlukan perekrutan yang ketat, sehingga mahasiswa yang lolos pendidikan profesi guru (PPG) harus yang benar-benar berjiwa pendidik.

"Selama ini PPG masih penugasan dan baru sekitar 12 ribu mahasiswa. Nanti akan dibentuk tim persiapan seleksi program studi, juga standar nasional pendidikan guru. Kami menyadari PPG harus dengan jaminan kualitas," katanya.

Djaali menambahkan, selama ini LPTK mempunyai asrama, namun jumlahnya masih kurang. Di asrama mahasiwa UNJ bisa menampung 300-600 orang. Padahal, kebutuhan setiap LPTK mencapai 5.000 orang.