Turki skors 12 ribu lebih polisi dalam penyelidikan kudeta
4 Oktober 2016 16:06 WIB
Seorang pria membaca spanduk dengan nama-nama penduduk sipil dan polisi yang tewas saat melawan percobaan kudeta, di Taksim Square di Istanbul, Turki, Rabu (20/7/2016). Slogan (R) tertulis "Kedaulatan milik bangsa". (REUTERS/Alkis Konstantinidis )
Ankara (ANTARA News) - Otoritas Turki menskors 12 ribu lebih polisi yang dituduh punya kaitan dengan ulama Fethullah Gulen, yang dituding mendalangi upaya kudeta yang gagal pada Juli, menurut keterangan markas besar kepolisian negara itu, Selasa.
Dari 12.801 orang yang diskors sebagai bagian dari penyelidikan upaya kudeta, 2.523 di antaranya merupakan kepala kepolisian.
Secara keseluruhan, Turki memiliki sekitar 270 ribu aparat kepolisian.
Polisi yang diskors dituduh berkaitan dengan gerakan pimpinan Gulen yang menurut Turki mendalangi upaya kudeta untuk menggulingkan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Gulen, yang mengasingkan diri di Amerika Serikat sejak 1999, membantah keras tuduhan Ankara tersebut.
Puluhan ribu orang dari lembaga peradilan, pegawai negeri sipil, militer dan pendidikan diskors sementara 32 ribu tersangka ditahan dengan dakwaan berkaitan dengan gerakan Gulen.
Turki pada Senin memperpanjang status darurat selama 90 hari. Setelah upaya kudeta yang gagal pada Juli, Turki memberlakukan status darurat mulai 19 Oktober.
Erdogan sebelumnya menyatakan status darurat mungkin perlu dipertahankan sampai sedikitnya 12 bulan, demikian menurut warta kantor berita AFP. (ab)
Dari 12.801 orang yang diskors sebagai bagian dari penyelidikan upaya kudeta, 2.523 di antaranya merupakan kepala kepolisian.
Secara keseluruhan, Turki memiliki sekitar 270 ribu aparat kepolisian.
Polisi yang diskors dituduh berkaitan dengan gerakan pimpinan Gulen yang menurut Turki mendalangi upaya kudeta untuk menggulingkan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Gulen, yang mengasingkan diri di Amerika Serikat sejak 1999, membantah keras tuduhan Ankara tersebut.
Puluhan ribu orang dari lembaga peradilan, pegawai negeri sipil, militer dan pendidikan diskors sementara 32 ribu tersangka ditahan dengan dakwaan berkaitan dengan gerakan Gulen.
Turki pada Senin memperpanjang status darurat selama 90 hari. Setelah upaya kudeta yang gagal pada Juli, Turki memberlakukan status darurat mulai 19 Oktober.
Erdogan sebelumnya menyatakan status darurat mungkin perlu dipertahankan sampai sedikitnya 12 bulan, demikian menurut warta kantor berita AFP. (ab)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016
Tags: